Solo, Antara Jateng - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berusaha meningkatkan literasi keuangan dan memperluas investor bidang pasar modal dengan merevitalisasi Galeri Investasi di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
Revitalisasi kedua galeri tersebut bekerja sama dengan PT Mandiri Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas, yang diluncurkan oleh Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S Soetiono di Pendapi Gedhe Balaikota Surakarta, Kamis.
"OJK berinisiatif mendorong perusahaan sekuritas dan BEI untuk merevitalisasi fungsi Galeri Investasi yang telah ada agar lebih produktif dan dapat menjangkau masyarakat di sekitar kampus untuk menjaring investor potensial melalui program yang disebut Galeri Investasi Mobile," katanya.
Ia mengatakan hasil survei nasional literasi keuangan yang dilakukan oleh OJK tahun 2013 menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 21,84 persen sementara indeks inklusi keuangan adalah sebesar 59,74 persen.
Dikatakannya, kontribusi terendah berasal dari industri pasar modal di mana tingkat literasinya sebesar 3,79 persen dan tingkat inklusi sebesar 0,11 persen.
Rendahnya tingkat literasi dan inklusi di sektor pasar modal menandakan kuranganya masyarakat yang memanfaatkan produk keuangan di pasar modal sebagai salah satu instrumen investasi.
Sampai Januari 2016, jumlah investor eks Karesidenan Surakarta mencapai 11.902 dengan jumlah sekuritas 18 perusahaan serta transaksi per bulan Rp313,19 miliar.
"Galeri investasi merupakan salah satu sarana edukasi atau laboratorium untuk mempelajari bagaimana berinvestasi di pasar modal, dan berlokasi di universitas/perguruan tinggi yang telah bekerja sama dengan BEI dan perusahaan efek," kata Kusumaningtuti.
Revitalisasi kedua galeri tersebut bekerja sama dengan PT Mandiri Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas, yang diluncurkan oleh Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S Soetiono di Pendapi Gedhe Balaikota Surakarta, Kamis.
"OJK berinisiatif mendorong perusahaan sekuritas dan BEI untuk merevitalisasi fungsi Galeri Investasi yang telah ada agar lebih produktif dan dapat menjangkau masyarakat di sekitar kampus untuk menjaring investor potensial melalui program yang disebut Galeri Investasi Mobile," katanya.
Ia mengatakan hasil survei nasional literasi keuangan yang dilakukan oleh OJK tahun 2013 menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 21,84 persen sementara indeks inklusi keuangan adalah sebesar 59,74 persen.
Dikatakannya, kontribusi terendah berasal dari industri pasar modal di mana tingkat literasinya sebesar 3,79 persen dan tingkat inklusi sebesar 0,11 persen.
Rendahnya tingkat literasi dan inklusi di sektor pasar modal menandakan kuranganya masyarakat yang memanfaatkan produk keuangan di pasar modal sebagai salah satu instrumen investasi.
Sampai Januari 2016, jumlah investor eks Karesidenan Surakarta mencapai 11.902 dengan jumlah sekuritas 18 perusahaan serta transaksi per bulan Rp313,19 miliar.
"Galeri investasi merupakan salah satu sarana edukasi atau laboratorium untuk mempelajari bagaimana berinvestasi di pasar modal, dan berlokasi di universitas/perguruan tinggi yang telah bekerja sama dengan BEI dan perusahaan efek," kata Kusumaningtuti.