Temanggung, Antara Jateng - Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, siap melakukan pembenihan ikan uceng secara massal untuk dibudidayakan masyarakat, kata Wakil Bupati Temanggung Irawan Prasetyadi.

"Guna percepatan kami siap lakukan pembenihan massal karena memang sekarang ini ikan uceng sudah langka," katanya usai "Focus Group Discussion" (FGD) Analisis Kebijakan Pengembangan Ikan Lokal Prospektif sebagai Kandidat Ikan Budi Daya di Temanggung, Selasa.

Balai Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Ikan Air Tawar Bogor bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, berhasil memijahkan ikan uceng secara buatan.

Irawan mengatakan pembenihan ikan uceng secara massal bisa dilakukan, selain untuk budi daya di masyarakat, juga bisa ditebar di alam bebas untuk konservasi serta bermanfaat bagi masyarakat.

"Secepatnya kami buat pembenihan massal. Tadi kami usul pada Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Temanggung dan kami tinggal mempersiapkan saja, secepatnya dimasukkan ke anggaran perubahan untuk penambahan biaya operasional pembenihan massal," katanya.

Ia menuturkan penebaran benih uceng ke sungai juga harus secepatnya karena sudah langka. Penyelamatannya harus secepatnya, tidak bisa menunggu, apalagi di alam.
Koordinator Iptekmas Puslitbang Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan Endhay Kusnendar dalam FGD tersebut menyarankan supaya pemkab langsung melakukan budi daya, tidak harus menunggu penelitian hingga selesai, nanti permasalahan yang timbul didata dan dievaluasi.

"Solusinya pada pengembangan budi daya, selain itu dengan 'restoking' di habitat yang sesuai. Sekarang tinggal bagaimana memproduksi massal benih, hal ini tinggal komitmen pemerintah daerah," katanya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Puslitbang Perikanan Budidaya Tri Heru Prihadi mengatakan untuk budi daya secara umum memang dibutuhkan tahap lanjutan, yaitu dengan rilis. Kira-kira satu tahun lagi karena harus dihasilkan F2 ikan uceng tersebut.

"Sekarang sudah ada F1 atau generasi pertama, mudah-mudahan setelah F2 itu dirilis tahun depan dan budi daya uceng ini berhasil dikembangkan secara lokal maupun secara nasional," katanya.

Ia menuturkan seekor induk uceng bisa menghasilkan sekitar 1.500 telur, kalau bisa hidup 1.000 ekor sudah bagus.

"Saya kira untuk ekonomi masyarakat sangat potensial untuk dikembangkan. Jadi ada dua hal yang dikembangkan domestikasi hasil dari budi daya dan satu lagi menjaga kelestarian ikan tersebut," katanya.


Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024