Magelang, Antara Jateng - Jemaat dua gereja Kristen Jawa, yakni GKJ Plengkung dan Magelang, Jawa Tengah, Minggu, menggelar kirab "Riyaya Undhuh-Undhuh" sebagai ungkapan syukur atas tanah subur dengan berbagai panenan pertanian di kawasan tersebut.

Mereka yang berpakaian adat Jawa, yakni surjan dan kebaya, melakukan kirab itu dari halaman Kantor Badan Koordinasi Lintas Wilayah II Kedu-Surakarta di Kota Magelang dengan membawa gunungan hasil bumi, seperti ketela, pisang, sayuran, dan jagung.

Peserta kirab yang dilepas oleh Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito itu juga membagikan berbagai sayuran kepada masyarakat yang mereka jumpai di sepanjang rute kirab.

Rombongan kirab pertama yang umat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Plengkung menjalani kirab dari halaman Kantor Bakorwil II Kedu-Surakarta melewati Jalan Diponegoro, Jalan Pahlawan, Taman Badaan, Jalan Ade Irma Suryani, Jalan Ahmad Yani, dan berakhir di GKJ Plengkung di Jalan Piere Tendean.

Rombongan kedua yang umat GKJ Magelang, dari halaman Kantor Bakorwil II Kedu-Surakarta melewati Jalan Diponegoro, Jalan Brigjen Katamso, dan berakhir di GKJ Magelang di Jalan Tentara Pelajar. GKJ Magelang sebagai gereja Kristen tertua di Magelang.

Mereka kemudian melakukan kebaktian di gereja masing-masing dalam rangka Hari Pantekosta.

Wali Kota Sigit Widyonindito mengatakan bahwa kegiatan tersebut mendukung visi dan misi pemkot setempat, khususnya terkait dengan pembangunan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

"Kegiatan ini sebagai gagasan cerdas karena telah menangkap dengan baik visi dan misi pemerintahan kota. Ada nilai kegotong-royongan dan kebersamaan, serta memperkuat kepedulian terhadap sesama," katanya.

Ketua Panitia "Riyaya Undhuh-Undhuh" Bambang Riyanto mengatakan bahwa kegiatan tersebut menjadi wujud syukur umat atas berkah melimpah dari Tuhan melalui tanah yang subur dengan berbagai macam hasil bumi.

"Untuk itu, kami mempersembahkan kelimpahan berkah ini dan hasil usaha serta pekerjaan manusia kepada Tuhan melalui sesama kami," katanya.

Pewarta : M Hari Atmoko
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024