Jakarta, Antara Jateng - Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan
(Kadivpropam) Mabes Polri Irjen Pol M. Iriawan mengatakan bahwa
kepolisian saat ini masih memeriksa sejumlah saksi terkait pengusutan
penyebab kematian terduga teroris Siyono.
"Pemeriksaan masih berlanjut. Beberapa saksi masih diperiksa," kata Iriawan, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis.
Iriawan memperkirakan dalam beberapa hari ke depan, berkas kasus sudah lengkap sehingga siap untuk disidangkan.
"Insya Allah beberapa hari ke depan berkas jadi untuk disidangkan," ujarnya.
Divpropam Mabes Polri diketahui sudah memeriksa tujuh orang anggota Densus 88 Antiteror Mabes Polri terkait kasus ini.
"Tujuh orang (anggota) Densus yang saya periksa, termasuk dua anggota (Densus) yang mengawal dan menyopir," ucap Iriawan.
Selain itu, Divpropam juga memeriksa beberapa orang Kepala Kesatuan Wilayah (Kasatwil) Jateng yakni Kapolsek dan Kapolres.
Ia tidak membantah adanya kesalahan prosedur dalam penjemputan Siyono. "Memang ada kesalahan prosedur, anggota tidak memborgol (Siyono)," ungkapnya.
Terduga teroris Siyono, warga Dukuh, Desa Pogung, Kabupaten Klaten setelah ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri dikabarkan meninggal dunia di Jakarta, Jumat (11/3).
Pihak keluarga, terutama istri Siyono, Suratmi meminta keadilan terkait dengan meninggalnya suaminya.
"Pemeriksaan masih berlanjut. Beberapa saksi masih diperiksa," kata Iriawan, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis.
Iriawan memperkirakan dalam beberapa hari ke depan, berkas kasus sudah lengkap sehingga siap untuk disidangkan.
"Insya Allah beberapa hari ke depan berkas jadi untuk disidangkan," ujarnya.
Divpropam Mabes Polri diketahui sudah memeriksa tujuh orang anggota Densus 88 Antiteror Mabes Polri terkait kasus ini.
"Tujuh orang (anggota) Densus yang saya periksa, termasuk dua anggota (Densus) yang mengawal dan menyopir," ucap Iriawan.
Selain itu, Divpropam juga memeriksa beberapa orang Kepala Kesatuan Wilayah (Kasatwil) Jateng yakni Kapolsek dan Kapolres.
Ia tidak membantah adanya kesalahan prosedur dalam penjemputan Siyono. "Memang ada kesalahan prosedur, anggota tidak memborgol (Siyono)," ungkapnya.
Terduga teroris Siyono, warga Dukuh, Desa Pogung, Kabupaten Klaten setelah ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri dikabarkan meninggal dunia di Jakarta, Jumat (11/3).
Pihak keluarga, terutama istri Siyono, Suratmi meminta keadilan terkait dengan meninggalnya suaminya.