Pada awalnya, sentuhan benih hibrida, pupuk kimia, pestisida, dan irigasi besar-besaran memang mampu melejitkan produksi padi. Namun, belakangan kian disadari bahwa kemampuan alam ada batasnya dalam menerima banyak asupan yang berkandungan bahan kimia. Titik jenuh produksi ditemui di mana-mana.

Ekses lain, produk yang sejak awal menggunakan bahan kimia diduga memiliki andil terhadap meruaknya berbagai penyakit, termasuk kanker. Di titik inilah sebagian konsumen mulai sadar betapa pentingnya kembali ke alam. Menggunakan bahan alam dan organik dalam mengolah padi.

Untuk memberi penjelasan yang gamblang betapa hebatnya padi organik, Maesah Anggni, Galih Pujo Asmoro, dan Wisnu Adhi Nugroho menyuguhkan tulisan yang dirangkum dalam buku Daulat Pangan: Daulat Organik .

Buku ini menceritakan tentang pengalaman bertani padi organik dengan metode System of Rice Intensification di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Sejak Revolusi Hijau, petani melakukan budidaya tanaman monokultur varietas unggul... yang cenderung meninggalkan varietas lokal. Namun sejak 1986, varietas lokal Indonesia turun drastis karena sejak 1986, 75 lahan sawah di Indonesia ditanami varietas hibrida.

Padahal, Indonesia merupakan penyumbang keragaman benih terbesar kedua kepada bank benih IRRI, yakni sebanyak 8.281 varietas budidaya dan 84 varietas liar (hal.2).

Buku setebal 103 halaman yang diterbitkan oleh Mustika (Musyawarah Masyarakat Pati untuk Kendeng Sejahtera) ini juga menyisipkan sejumlah racikan berbahan tanaman dan hewan yang bisa dimanfaatkan sebagai pengganti pestisida.

Secara umum, buku ini cukup informatif. Hanya, gaya bahasa dan ejaannya perlu disempurnakan demi kenyamaan membaca.

Pewarta : Achmad Zaenal M
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024