"Kami optimistis dengan dukungan iklim di kawasan Kalianget ini, arboretum bisa tumbuh subur sesuai yang direncanakan bersama," katanya pada peresmian arboretum di Wonosobo, Jumat.

Peresmian arboretum sebagai tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan tersebut ditandai dengan penanaman pohon keben.

Ia mengatakan peresmian arboretum tersebut menandai dimulainya era plasma nutfah, budi daya tanaman langka yang kelak diproyeksikan mampu menjelama menjadi arena wisata alam edukatif untuk para pelajar.

Ia menuturkan keberhasilan arboretum bakal membawa efek positif bagi proses mewujudkan lingkungan Wonosobo yang lestari.

"Secara kebetulan saat ini kita semua tengah merasakan dampak dari perubahan iklim yang cukup ekstrem, berupa kemarau berkepanjangan yang secara alamiah juga mengurangi ketersediaan air," katanya.

Menurut dia upaya membangun arboretum ini akan mampu menanggulangi krisis serupa di masa mendatang. Selain itu, dengan semakin banyaknya tumbuhan di kawasan penyangga seperti Wonosobo ini juga membawa dampak luas terhadap terpenuhinya ketersediaan air bagi daerah-daerah di bawahnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Wonosobo Muawal Soleh mengatakan keberadaan arboretum ditujukan sebagai media pelestarian tanaman langka, pelestarian tanaman jenis spesifik, wahana rekreasi edukatif, dan sebagai media pendidikan dan penelitian bagi semua pihak yang tertarik dengan kelestarian alam.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024