"Dengan melambungnya nilai dolar, maka harga produk-produk luar negeri semakin tidak terbeli masyarakat dan ini saatnya 'menggelindingkan' UMKM," katanya di Semarang, Jumat.

Ganjar menjelaskan bahwa terkait dengan upaya pemberdayaan tersebut, para pelaku UMKM di Jateng didorong untuk memanfaatkan ruang digital atau secara "online" dalam memasarkan berbagai produknya.

Menurut dia, pemasaran dengan cara manual yakni memamerkan produk secara langsung, hanya dapat dijangkau pengunjung yang hadir pada kesempatan tersebut dan untuk mengenalkan produknya sangat menguras waktu, tenaga, serta pikiran.

"Berbeda halnya jika produk dipasarkan secara 'online' yang sekarang marak digunakan masyarakat, apalagi banyak situs yang bisa dimanfaatkan para pelaku UMKM tanpa dipungut biaya," ujarnya.

Cara seperti itu, kata Ganjar, bisa dikembangkan untuk memasarkan produk UMKM di Jateng secara luas dan UMKM Center bisa tetap digunakan sebagai tempat pamer yang bisa dikunjungi langsung oleh masyarakat.

"Produk-produk yang nanti akan ditampilkan bisa difoto satu per satu, 'di-upload' sebanyak-banyaknya, diberi keterangan produknya seperti apa, membelinya ke mana, harganya berapa, dan sebagainya," katanya.

Jika model pemasaran tersebut dapat berjalan, diharapkan para pelaku UMKM dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian yang sedang terpuruk seperti saat ini.

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024