"Tiga dari lima waduk yang mengering itu berada di Kabupaten Sragen, yaitu Waduk Brambang, Blimbing, dan Botok, sedangkan dua waduk lainnya yang juga mengering adalah Waduk Gunungrowo, Kabupaten Pati, serta Waduk Sanggeh, Kabupaten Grobogan," kata Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Budhi Yuwono di Semarang, Selasa.

Menurut Prasetyo Budhi Yuwono, mengeringnya lima waduk di Jateng itu belum mengganggu pasokan air untuk pertanian di sekitar waduk.

Kendati demikian, Prasetyo memperkirakan debit air di 10--15 waduk lainnya akan habis pada bulan Agustus 2015 sehingga perlu melakukan berbagai antisipasi oleh pihak terkait.

"Untuk mengantisipasinya, kami sudah membuat sumur pantek dan saluran suplesi," katanya.

Prasetyo mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu pihaknya menerima laporan mengenai permasalahan pasokan air untuk lahan pertanian yang akan memasuki masa panen di Kabupaten Pati.

"Untuk menyelamatkannya, kami mengambil air dari Waduk Kedungombo. Akan tetapi, aliran akan dihentikan awal Juli 2015 karena cadangan air di waduk setempat akan digunakan pada masa tanam pertama pada bulan Oktober mendatang," katanya.

Guna mengatasi kekeringan di sejumlah daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten/kota di seluruh Jawa Tengah diminta melakukan inovasi dan terobosan.

"Inovasi tentunya tidak hanya sekadar pengadaan air bersih, tetapi juga lakukan terobosan untuk pembuatan sumur dan pipanisasi ke rumah-rumah penduduk," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng Sarwa Pramana.

Menurut dia, inovasi dan terobosan dalam mengatasi kekeringan itu juga untuk mengurangi wilayah-wilayah terdampak kekeringan secara bertahap.

Selain berinovasi, seluruh BPBD di Jateng juga diminta mengidentifikasi aset yang sudah dibeli melalui dana siap pakai dan melaporkan kegiatan yang sudah dilakukan selama ini dalam upaya mengatasi kekeringan.

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024