"Perayaan Peh Cun pada tahun ini memang berbeda dengan tahun sebelumnya karena kami nanti akan menggelar wayang Potehi dengan Ki Dalang Sukar mardjiono asal Surabaya," katanya di Pekalongan, Jumat.

Selain akan dimeriahkan pergelaran wayang potehi, kata dia, masyarakat Tionghoa juga akan menggelar pasar "Samawis" dengan sejumlah stan kuliner.

Ia mengatakan wayang Potehi merupakan budaya khas Tionghoa yang masih eksis di Indoensia.

Bentuk wayang Potehi, kata dia, menyerupai seperti wayang golek tetapi ukurannya lebih kecil.

"Poo artinya kain, sedang 'tay' adalah kantong, dan 'hie' bermakna wayang. Jadi, Potehi adalah wayang kantong dari kain," katanya.

Ia mengatakan pada acara perayaan Peh Cun, masyarakat Tionghoa juga akan melakukan ritual larung replika kapal sebagai bentuk ucapan terima kasih dan syukur pada Tuhan.

"Pada pergelaran wayang Potehi, kami akan menampilkan tokoh Sun Pin yang merupakan orang jujur melawan Ban Kwan, seseorang yang jahat dan sombong," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024