Kegiatan yang diselenggarakan di Kampus Unika Soegijapranata Semarang, Rabu tersebut tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa dan karyawan perguruan tinggi memeriksakan darahnya untuk mengetahui apakah sebagai pembawa gen atau sifat Thalassaemia atau tidak.

Division Head Corporate Communication OCBC NISP Tina Tjintawati menjelaskan pemeriksaan darah tersebut sangat penting agar tidak terjadi pernikahan antarsesama gen Thalasseamia.

"Jika terjadi pernikahan antarpembawa gen Thalassaemia, maka anaknya sangat berpotensi sebagai penderita Thalassaemia sejak bayi. Jika diketahui sejak awal, maka dapat dicegah dan pertumbuhan jumlah penderita tidak bertambah," katanya.

Program CSR memutus mata rantai Thalassaemia menyasar para mahasiswa karena mereka usia produktif, dekat dengan jenjang pernikahan, serta sebagai "agent of change".

"Tahun ini kegiatan CSR Thalassaemia diadakan di enam kota dimulai dari Kota Semarang. Daerah lainnya Garut, Tasikmalaya, Malang, Palembang, dan Jakarta," katanya.

Program CSR Thalassaemia sudah dilakukan sejak tahun 2011 dengan menyentuh langsung ke penderita. Bank OCBC NISP mewujudkan mimpi anak-anak penderita Thalassemia seperti ada yang ingin sekolah, liburan, ingin memiliki sepeda, dan lainnya.

"Kami juga melengkapi ruang pasien penderita Thalassemia di sejumlah rumah sakit dengan buku-buku bacaan, buku pelajaran, dan ada juga yang televisi sehingga mereka nyaman saat mendapatkan tranfusi darah yang biasanya butuh waktu empat jam," katanya.

Ketua Persatuan Orangtua Penderita Thalassemia Indonesia (POPTI) Semarang Hadi Sarosa menyebutkan di Kota Semarang saat ini ada sekitar 150 penderita dan trennya tiap tahun ada kenaikan.

"Bagi penderita Thalassaemia minor seperti saya tidak ada keluhan. Akan tetapi bagi yang sudah mayor, membutuhkan tranfusi darah dan obat seumur hidupnya. Oleh karena itu dengan pemeriksaan darah seperti ini sangat diperlukan agar tidak terjadi pernikahan sesama pembawa gen Thalassaemia," katanya.

Penyakit Thalassaemia adalah kelainan sel darah merah yang diturunkan dari orangtua ke anaknya. Penyakit ini tidak menular. Akan tetapi, bayi penderita Thalassaemia mayor akibat kelainan darah, tubuh penderita tidak dapat membentuk hemoglobin yang cukup dalam darah, sehingga memerlukan tranfusi darah seumur hidup.


Pewarta : -
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024