Guguran lahar dan awan panas masih menjatuhi bantaran kali Batuawang di sisi timur Karangetang, sementara abu vulkanik yang dalam bahasa setempat disebut dampelos berbelok ke sisi barat.
Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang mencatat, ini guguran lahar dan awan panas mencapai tiga kilometer di bantaran kali Batuawang ke arah Kelurahan Bebali, Kecamatan Siau Timur.
"Ada kecenderungan aktivitas kembali meningkat di banding Jumat kemarin. Kali ini hempasan abu beralih ke sisi barat Karangetang mengikuti arah angin," kata Kuswarno.
Guguran material tiga kali berturut-turut terjadi dalam satu jam sejak erupsi pukul 06.53. Petugas pos pengamatan juga mencatat luncuran awan panas pada pukul 02.07 dan 03.53 dini hari.
Hingga hari ketiga sejak luncuran lava dan awan panas disertai abu vulkanik, Kamis siang lalu, semburan Karangetang tidak disertai dengan gemuruh.
"Ini erupsi non eksplosif tapi bukan berarti tidak akan terjadi. Potensi minimalnya eksplosif lemah bisa saja terjadi," kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Yudia Tatipang.
Hembusan abu vulkanik berwarna abu-abu kecoklatan sempat membuat cemas warga Kampung Salili, Siau Tengah. Firster Sagune, warga Salili mengaku terkejut dan mengamati pergerakan abu pekat yang melintas dekat rumahnya.
Driter Sindua, warga Kinali Kecamatan Siau Barat Selatan mengungkapkan terjadi hujan abu vulkanik di kampung mereka Sabtu dini hari dan pagi hari.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sitaro, Bob Wuaten mengaku segera membagikan masker kepada masyarakat Siau Barat Utara yang diguyur abu vulkanik pagi ini.
"Meskipun tidak sederas di Siau Timur, tapi pembagian masker dilakukan sebagai antisipasi dampak abu vulkanik yang berbalik ke barat mengikuti perubahan arah angin," kata Wuaten.
Bupati Sitaro Toni Supit memimpin langsung langkah penanggulangan dampak erupsi Karangetang yang secara fluktuatif terus saja.
Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang mencatat, ini guguran lahar dan awan panas mencapai tiga kilometer di bantaran kali Batuawang ke arah Kelurahan Bebali, Kecamatan Siau Timur.
"Ada kecenderungan aktivitas kembali meningkat di banding Jumat kemarin. Kali ini hempasan abu beralih ke sisi barat Karangetang mengikuti arah angin," kata Kuswarno.
Guguran material tiga kali berturut-turut terjadi dalam satu jam sejak erupsi pukul 06.53. Petugas pos pengamatan juga mencatat luncuran awan panas pada pukul 02.07 dan 03.53 dini hari.
Hingga hari ketiga sejak luncuran lava dan awan panas disertai abu vulkanik, Kamis siang lalu, semburan Karangetang tidak disertai dengan gemuruh.
"Ini erupsi non eksplosif tapi bukan berarti tidak akan terjadi. Potensi minimalnya eksplosif lemah bisa saja terjadi," kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Yudia Tatipang.
Hembusan abu vulkanik berwarna abu-abu kecoklatan sempat membuat cemas warga Kampung Salili, Siau Tengah. Firster Sagune, warga Salili mengaku terkejut dan mengamati pergerakan abu pekat yang melintas dekat rumahnya.
Driter Sindua, warga Kinali Kecamatan Siau Barat Selatan mengungkapkan terjadi hujan abu vulkanik di kampung mereka Sabtu dini hari dan pagi hari.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sitaro, Bob Wuaten mengaku segera membagikan masker kepada masyarakat Siau Barat Utara yang diguyur abu vulkanik pagi ini.
"Meskipun tidak sederas di Siau Timur, tapi pembagian masker dilakukan sebagai antisipasi dampak abu vulkanik yang berbalik ke barat mengikuti perubahan arah angin," kata Wuaten.
Bupati Sitaro Toni Supit memimpin langsung langkah penanggulangan dampak erupsi Karangetang yang secara fluktuatif terus saja.