Meskipun banyak nama penjual soto kudus, terutama di jalan-jalan protokol, rasa yang dijajakan sama lezatnya. Kalau toh ada perbedaanya, amat tipis.
Dari sisi penampilan, soto kudus tidak berbeda jauh dengan soto-soto lainnya yang memiliki kuah berwarna kuning. Isinya pun sama yakni nasi, taoge, irisan seledri, hingga bawang putih goreng.
Rasa lezat kedua jenis soto kudus itu masih bisa dirasakan. Yang membedakan ketika mengunyah daging kerbau akan merasakan sensasi terutama yang belum terbiasa makan daging kerbau. Dagingnya cukup empuk ketika dikunyah. Sedangkan soto ayam menggunakan daging ayam kampung.
Kehadiran soto kerbau sebagai pendamping soto ayam bukan tanpa alasan karena dalam sejarah masyarakat muslim Kudus sangat menghormati pemeluk agama Hindu yang menganggap sapi sebagai hewan suci.
Oleh karena itu, warga asli Kudus berupaya menghindari daging sapi pada masa Sunan Kudus, sebagian gantinya menggunakan daging kerbau.
Perbedaan lain yang ditemui ketika menyantap soto kudus, yakni sajian kuahnya akan terlihat lebih kental dibandingkan soto lainnya karena sedikit ditambahkan santan kelapa.
Untuk menjaga racikan bumbu tidak mudah pudar, penjual Soto Kudus biasanya menggunakan kuali yang terbuat dari tanah liat untuk proses pemanasan kuahnya.
Kuali tersebut juga diyakini bisa menjaga suhu panas kuah soto tidak terlalu tinggi sehingga bisa langsung dinikmati pembelinya.
Hampir semua penjual soto kudus juga masih mempertahankan pemakaian arang untuk memasaknya karena diyakini bisa menghasilkan rasa lebih sedap ketimbang bila memakai eplji.
Lantas di manakah bisa menemukan Soto Kudus berasa mantap di Kota Kudus? Dari ratusan pedagang soto kudus yang tersebar di kawasan kota dan kampung, ada beberapa yang layak dicoba.
Selain masakannya enak, hidangan pinggirannya, seperti satai jerohan, satai paru, otak goreng, dan tempe, juga layak santap. Silakan coba Soto Jatmi di Jalan Kiai Wahid Hasyim, Soto Pak Denuh di Jalan Lukomono Hadi, dan Soto Ramijan di Jalan Kudus-Jepara.
Masih banyak warung soto kudus yang lezat, namun tiga nama tersebut setidaknya bisa untuk membuktikan kelezatan makanan berkuah khas Kudus.
Jika tidak mau bersusah payah, anda cukup datang ke kawasan Alun-alun Kudus karena di dekatnya terdapat kompleks kuliner Taman Bojana Kudus yang menyajikan Soto Kudus dengan sejumlah nama pedagang yang cukup terkenal yang bisa dikenali lewat papan nama di masing-masing kiosnya.
Untuk mendapatkan soto kudus yang "maknyus", Anda cukup berbekal Rp30.000. Modal ini sudah bisa untuk menikmati semangkuk soto, es jeruk, satai jeroan, dan tempe goreng.
Dari sisi penampilan, soto kudus tidak berbeda jauh dengan soto-soto lainnya yang memiliki kuah berwarna kuning. Isinya pun sama yakni nasi, taoge, irisan seledri, hingga bawang putih goreng.
Rasa lezat kedua jenis soto kudus itu masih bisa dirasakan. Yang membedakan ketika mengunyah daging kerbau akan merasakan sensasi terutama yang belum terbiasa makan daging kerbau. Dagingnya cukup empuk ketika dikunyah. Sedangkan soto ayam menggunakan daging ayam kampung.
Kehadiran soto kerbau sebagai pendamping soto ayam bukan tanpa alasan karena dalam sejarah masyarakat muslim Kudus sangat menghormati pemeluk agama Hindu yang menganggap sapi sebagai hewan suci.
Oleh karena itu, warga asli Kudus berupaya menghindari daging sapi pada masa Sunan Kudus, sebagian gantinya menggunakan daging kerbau.
Perbedaan lain yang ditemui ketika menyantap soto kudus, yakni sajian kuahnya akan terlihat lebih kental dibandingkan soto lainnya karena sedikit ditambahkan santan kelapa.
Untuk menjaga racikan bumbu tidak mudah pudar, penjual Soto Kudus biasanya menggunakan kuali yang terbuat dari tanah liat untuk proses pemanasan kuahnya.
Kuali tersebut juga diyakini bisa menjaga suhu panas kuah soto tidak terlalu tinggi sehingga bisa langsung dinikmati pembelinya.
Hampir semua penjual soto kudus juga masih mempertahankan pemakaian arang untuk memasaknya karena diyakini bisa menghasilkan rasa lebih sedap ketimbang bila memakai eplji.
Lantas di manakah bisa menemukan Soto Kudus berasa mantap di Kota Kudus? Dari ratusan pedagang soto kudus yang tersebar di kawasan kota dan kampung, ada beberapa yang layak dicoba.
Selain masakannya enak, hidangan pinggirannya, seperti satai jerohan, satai paru, otak goreng, dan tempe, juga layak santap. Silakan coba Soto Jatmi di Jalan Kiai Wahid Hasyim, Soto Pak Denuh di Jalan Lukomono Hadi, dan Soto Ramijan di Jalan Kudus-Jepara.
Masih banyak warung soto kudus yang lezat, namun tiga nama tersebut setidaknya bisa untuk membuktikan kelezatan makanan berkuah khas Kudus.
Jika tidak mau bersusah payah, anda cukup datang ke kawasan Alun-alun Kudus karena di dekatnya terdapat kompleks kuliner Taman Bojana Kudus yang menyajikan Soto Kudus dengan sejumlah nama pedagang yang cukup terkenal yang bisa dikenali lewat papan nama di masing-masing kiosnya.
Untuk mendapatkan soto kudus yang "maknyus", Anda cukup berbekal Rp30.000. Modal ini sudah bisa untuk menikmati semangkuk soto, es jeruk, satai jeroan, dan tempe goreng.