Warga Mlandi Kecamatan Garung, Wagiyo (44) di Wonosobo, mengatakan perburuan massal yang dilakukan masyarakat belum berhasil menangkap satu pun celeng yang menjadi musuh petani tersebut.

Selain diburu secara massal, katanya sejumlah pemburu juga telah memasang jaring jebakan di kebun perbatasan Desa Tlogo dan Desa Mlandi hingga kawasan perbatasan wilayah Kejajar.

"Kawanan celeng turun pada sore hingga malam hari. Dalam beberapa bulan terakhir kawanan celeng telah merusak lahan warga dan satu bulan terakhir ulah kawanan celeng ini cukup membuat resah warga, karena lahan yang dirusak cukup luas," katanya.

Camat Garung, Santoso berencana menggelar musyawarah dengan para tokoh masyarakat dan petani untuk menemukan solusi tepat guna mengatasi permasalahan hama celeng yang telah memasuki kebun dan sawah dekat permukiman warga.

Ia mengatakan pihaknya sudah meminta bantuan Perbakin Wonosobo untuk melakukan perburuan.

"Perburuan massal akan kembali dilaksanakan dengan melibatkan pihak terkait seperti Perbakin, karena untuk memburu celeng tidak mudah dan harus memerlukan keterampilan tertentu," katanya.

Ia menyebutkan berdasarkan pendataan sementara, seluas 90 hektare lahan di Dusun Sirangkel, Desa Mlandi dan 43 hektare lahan di Dusun Tempuran, Desa Tlogo telah habis diserang celeng.

"Lahan tanaman kentang, jagung, wortel yang diserang di dua desa tersebut total sekitar 200 hektare karena dalam beberapa hari terakhir areal serangan meluas," katanya.

Santoso menuturkan serangan celeng sebenarnya sudah terjadi sejak dua bulan lalu. Namun, tingkat kerusakan yang paling parah dirasakan petani dalam beberapa hari terakhir sehingga petani gagal memanen palawija dan komoditas kebun lainnya.

Menurut dia warga di dua desa tersebut krisis pangan maka pemerintah daerah akan memasok beras ke lokasi tersebut karena warga tidak mendapatkan penghasilan dari tanaman mereka.

Ia mengatakan kebutuhan beras setiap hari diperkirakan sekitar dua ton untuk dua desa tersebut. Beras akan disalurkan Bulog melalui Kantor Ketahanan Pangan Wonosobo.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024