"Secara bertahap kami akan membantu konverter kit untuk nelayan karena sebentar lagi dilakukan konversi ke gas dari sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak (BBM)," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja ketika melakukan kunjungan kerja menggantikan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Morodemak, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Selasa.

Nantinya, kata dia, pengoperasian kapal nelayan akan dilakukan kombinasi antara BBM ke gas.

Hal itu, lanjut dia, merupakan program pemerintah agar nelayan mendapatkan energi alternatif yang lebih murah.

Pada acara tersebut, Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan memamerkan hasil rekayasa penggunaan elpiji untuk mengoperasikan mesin perahu nelayan.

Menurut Perekayasa Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang Budiharjo penggunaan elpiji untuk pengoperasian mesin perahu maupun kapal nelayan memang lebih murah, dibandingkan menggunakan bensin.

Agar bisa menggunakan elpiji, kata dia, perlu dilengkapi dengan konverter kit yang merupakan peralatan konversi bahan bakar gas.

Ia mengatakan, pembuatan konverter kit lengkap membutuhkan biaya hingga Rp6 jutaan.

"Akan tetapi, biaya tersebut terbayarkan dengan penghematan biaya operasinal ketika melaut menggunakan elpiji," ujarnya.

Dalam pengoperasian mesin kapal dengan elpiji tersebut, kata dia, untuk "start" tetap menggunakan bensin, kemudian setelah hidup digantikan dengan elpiji.

Penghematan yang diperoleh, katanya, sudah dilakukan uji coba pada motor diesel yang digunakan sebagai motor penggerak kapal perikanan dengan berat 5 gross ton (GT).

Hasilnya, kata dia, setiap 1 kg elpiji dapat menggantikan 1,4 liter hingga 2,6 liter bensin.

Demikian halnya, kata dia, pada motor diesel setiap 1 kg elpiji bisa menggantikan minyak solar sebanyak 1,57 liter.

Salah seorang nelayan dari Desa Purworejo, Kecamatan Bonang, Demak, Zaenuri yang kebetulan mengunjungi gerai BBPPI Semarang tersebut mengaku, tertarik menggunakan elpiji.

"Hanya saja, belum mengetahui cara mendapatkan konverter kit-nya karena dipastikan belum dijual secara bebas," ujarnya.

Pasalnya, kata dia, adanya kenaikan harga BBM jenis solar memang dirasakan cukup berat karena hasil tangkapan ikannya juga tidak menentu.

"Terkadang dalam sehari melaut hanya mendapatkan penghasilan Rp700 ribu, sedangkan biaya operasionalnya mencapai Rp800 ribu," ujarnya.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024