"Khusus di Dieng Kulon ada sekitar 300 hektare tanaman kentang yang terkena embun 'upas'. Kalau tanaman daun bawang maupun kol tidak terkena, masih kuat menahan embun 'upas'," kata salah seorang petani, Hartono, di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Sabtu.

Menurut dia, tanaman kentang yang terkena embun "upas" akan mengering dan akhirnya mati terutama yang berusia 30-70 hari sehingga tidak bisa panen.

Ia mengakui bahwa hal itu terjadi karena kesalahan petani sendiri yang nekat menanam kentang meskipun sudah mengetahui kapan datangnya embun "upas".

"Embun 'upas' muncul setiap musim kemarau atau sekitar Juli-Agustus namun tidak setiap hari. Kalau muncul, biasanya mulai pukul 02.00 WIB hingga 05.00 WIB," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, petani yang tanaman kentangnya terkena embun "upas" bakal merugi karena tidak bisa panen.

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno mengatakan bahwa embun "upas" yang berwujud seperti bunga es itu biasa terjadi pada Juli-Agustus atau saat musim kemarau.

"Biasanya embun 'upas hnya tiga hari masa puncaknya yang ditandai dengan tanaman yang mengering seperti terbakar. Embun 'upas' pernah merusak sekitar 50 hektare tanaman kentang di Dieng," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa tidak semua lahan kentang di Dataran Tinggi Dieng terkena embun "upas".

"Hanya yang berada di dataran yang termasuk daerah lembah dengan ketinggian sekitar 2.093 mdpl (meter di atas permukaan laut)," jelasnya.

Ia mengakui bahwa embun "upas" merupakan fenomena alam yang sulit diprediksi karena belum tentu muncul di saat musim kemarau.

Dia mengharapkan petani beralih ke tanaman lainnya guna mengurangi risiko kerugian karena biaya produksi tanaman kentang untuk satu musim tanam mencapai Rp50 juta per hektare.

Selain itu, kata dia, pengalihan lahan kentang untuk ditanami tanaman lain juga dalam rangka memperbaiki kondisi tanah yang rusak akibat terlalu banyak terkena pestisida.

"Alhamdulillah sekarang banyak petani yang beralih menanam carica (pepaya gunung, red.) karena selain sudah menyadari kondisi tanahnya rusak akibat penggunaan pestida, tanaman kentang tidak lagi menjadi primadona petani Dieng lantaran harganya anjlok," katanya.

Embun "upas" biasa muncul di saat suhu udara pada malam hari di bawah nol (0) derajat Celcius.

Tanaman yang tertutup embun "upas" akan terlihat putih seperti hamparan salju.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024