"Masyarakat di lereng Gunung Slamet selama ini sangat tenang, bahkan saat simulasi juga terlihat tidak ada masalah sama sekali. Sikap mereka itu karena dalam sejarahnya, Gunung Slamet tidak pernah meletus secara eksplosif," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jateng Sarwa Pramana, di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.

Sarwa mengatakan hal itu kepada wartawan usai Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Bencana Erupsi Gunung Slamet di Kantor Badan Koordinasi Wilayah III Banyumas-Pekalongan.

Menurut dia, masyarakat tidak bisa hanya percaya kondisi semacam itu, sehingga harus dilatih untuk sensitif dan belajar dari kondisi Gunung Sinabung yang tidak pernah meletus selama ratusan tahun.

"Gunung Sinabung selama ratusan tahun tidak pernah meletus, namun akhirnya kejadian juga (meletus, red.). Meskipun demikian, kami berharap itu tidak terjadi dengan Gunung Slamet," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa Gubernur Jateng Ganjar Pranowo telah meminta kepada seluruh BPBD kabupaten untuk menyebarkan nomor telepon pos komando (posko) kepada masyarakat di desa-desa yang terdampak bencana erupsi Gunung Slamet.

Dengan demikian jika dalam kondisi darurat, kata dia, masyarakat dapat secara cepat menghubungi masing-masing BPBD.

Selain itu, lanjut dia, BPBD Jateng juga telah mendistribusikan 56 ribu masker dan 16 jenis logistik untuk lima kabupaten di sekitar Gunung Slamet.

"Kami bersama dinas terkait juga akan mengecek jalur-jalur evakuasi di Gunung Slamet karena kondisinya tidak sesiap jalur evakuasi di Gunung Merapi," katanya.

Menurut dia, jalur-jalur evakuasi di Gunung Slamet secara bertahap akan dibangun dan diperbaiki.

"Kalau bisa dikerjakan bareng dengan program TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa)," katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Sudrajat mengharapkan masyarakat di sekitar Gunung Slamet tetao waspada meskipun selama ini letusan Gunung Slamet bersifat strombolian dan tidak eksplosif.

"Yang namanya alam, tidak pernah ada yang tahu. Kami hanya bisa memberikan informasi berdasarkan data-data yang ada selama ini," katanya.

Menurut dia, lontaran lava pijar Gunung Slamet yang terjauh saat ini mencapai 1,5 kilometer dan letusan abu tertinggi 1 kilometer.

Selain itu, kata dia, material yang dilontarkan Gunung Slamet selama status "Waspada" dan "Siaga" masih menumpuk di kawah karena kawahnya cukup luas dengan diameter mencapai 300 meter.

Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, pada hari Selasa (26/8), pukul 00.00-06.00 WIB, teramati 26 kali sinar api pijar setinggi 50-200 meter dan 12 kali lontaran lava pijar setinggi 100-250 meter serta terdengar dua kali suara dentuman dan enam kali suara gemuruh, sedangkan dari sisi kegempaan terekam 13 kali gempa letusan dan 182 kali gempa embusan.

Sementara pada pukul 06.00-12.00 WIB, teramati embusan asap putih tebal setinggi 50-150 meter, sedangkan kegempaan terekam 18 kali gempa letusan dan 204 kali gempa embusan, sehingga status Gunung Slamet tetap "Siaga".

Pewarta : Sumarwoto
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024