"Papah (Thio Tiong Gie) belakangan ini sering keluar masuk RS. Keluhan penyakitnya komplikasi, diabetes," kata Thio Haouw Liep (46), anak keempat dalang Thio Tiong Gie, di Semarang, Rabu malam.

Di sela persiapan persemayaman jenazah sang dalang potehi, ia mengatakan, ayahandanya meninggal dunia pada Rabu sekitar pukul 13.10 WIB, dalam usia 81 tahun di RS Panti Wilasa Citarum Semarang.

Menurut dia, ayahandanya sebelumnya sempat tiga kali dirawat di RS Panti Wilasa dr Cipto Semarang, kemudian yang keempat kalinya menjalani perawatan di RS Panti Wilasa Citarum Semarang.

"Kecintaannya terhadap wayang potehi sangat besar. Meski tengah sakit, kurang fit kondisinya, Papah tetap bersikeras mendalang, tetap menerima mahasiswa atau siapa pun yang ingin belajar," katanya.

Pria yang juga akrab disapa Heri Chandra Irawan itu mengungkapkan sebulan sebelum ayahandanya meninggal dunia, sempat pula mendalang potehi di Sukabumi, Jawa Barat, selama sekitar 70 hari.

"Biasanya, kalau Papah mendalang ditemani salah satu anaknya. Kadang saya, kadang saudara-saudara yang lain. Yang paling sering mendampingi adik saya, Thio Haouw Lie (Herdian Chandra Irawan)," katanya.

Padahal, kata dia, kondisi kesehatan Thio Tiong Gie ketika itu memang kurang fit, tetapi ayahandanya tetap bersikeras mendalang karena kecintaannya yang besar terhadap kesenian wayang potehi.

Heri menilai Thio Tiong Gie merupakan sosok ayahanda yang sangat bijaksana dan tegas dalam mendidik anak-anaknya, terutama menyangkut prinsip-prinsip kesederhanaan, kejujuran, dan tanggung jawab.

"Bukti kesederhanaannya, beliau minta upacara pemakaman tidak dibuat dengan mewah, sederhana saja. Biasanya, upacara pemakaman sebagaimana adat Tionghoa kan begitu, tetapi beliau 'pengen' sederhana," katanya.

Thio Tiong Gie yang lahir di Demak, 9 Januari 1933 yang selama ini berdomisili di Kampung Pesantren Nomor 326, Jalan Petudungan, Semarang, itu, meninggalkan tujuh orang anak, 23 cucu, dan satu cicit.

Ketujuh anak Thio Tiong Gie, yakni Thio Koei Lian, Thio Haouw Poen, Thio Koei Hwa, Thio Haouw Lip, Thio Haouw Lie, Thio Koei Hoen, dan Thio Haouw Too, sementara istrinya sudah meninggal 25 tahun silam.

"Mungkin karena kesetiaan beliau yang besar pada Mamah. Selama 25 tahun ini, Papah tidak mau menikah lagi hingga meninggal dunia meski sudah banyak yang menyarankan menikah lagi," kenangnya.

Pewarta : -
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024