"Jumlah rumah tangga usaha tanaman kopi di Jateng dalam kurun waktu 10 tahun ini menunjukkan penurunan jumlah sebanyak 14,95 persen atau setara dengan 53,7 ribu rumah tangga," ujar Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Jateng Totok Tavirijanto di Semarang, Jumat.
Jika pada 2003 jumlah rumah tangga usaha tanaman kopi sebanyak 359.379 untuk 2013 menjadi 305.661, tepatnya ada penurunan mencapai 53.717 rumah tangga.
Penurunan paling besar terjadi di Wonosobo yang merupakan sentra tanaman kopi di Jawa Tengah, besaran penurunan mencapai 9,90 ribu rumah tangga atau dari 38.797 pada 2003 menjadi 28.902 pada 2013.
Selanjutnya diikuti oleh Kabupaten Banyumas yang mengalami penurunan sebanyak 8,33 ribu rumah tangga yaitu pada 2013 jumlahnya mencapai 18.244 rumah tangga dan 2013 tersisa 9.910.
Totok mengatakan meski jumlah rumah tangga usaha tanaman kopi menurun namun jumlah pohon yang diusahakan pada 2013 sebanyak 67,09 juta pohon mengalami peningkatan sebesar 19,57 persen atau setara dengan 10,98 juta pohon.
Jika pada 2003 jumlah rumah tangga usaha tanaman kopi sebanyak 359.379 untuk 2013 menjadi 305.661, tepatnya ada penurunan mencapai 53.717 rumah tangga.
Penurunan paling besar terjadi di Wonosobo yang merupakan sentra tanaman kopi di Jawa Tengah, besaran penurunan mencapai 9,90 ribu rumah tangga atau dari 38.797 pada 2003 menjadi 28.902 pada 2013.
Selanjutnya diikuti oleh Kabupaten Banyumas yang mengalami penurunan sebanyak 8,33 ribu rumah tangga yaitu pada 2013 jumlahnya mencapai 18.244 rumah tangga dan 2013 tersisa 9.910.
Totok mengatakan meski jumlah rumah tangga usaha tanaman kopi menurun namun jumlah pohon yang diusahakan pada 2013 sebanyak 67,09 juta pohon mengalami peningkatan sebesar 19,57 persen atau setara dengan 10,98 juta pohon.