Blora (ANTARA) - Sebanyak 66 satuan pendidikan di Kabupaten Blora, mulai dari jenjang PAUD hingga SMA sederajat, menerima dana revitalisasi sebesar Rp62,4 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Jumlah ini menjadi alokasi tertinggi se-Jawa Tengah.
Hal tersebut disampaikan Staf Ahli Manajemen Talenta Kemendikdasmen RI, Mariman Darto, saat meninjau pelaksanaan program di SMP Negeri 2 Ngawen, Blora.
“Total keseluruhan dengan lima SMK mencapai 66 satuan pendidikan. Dana yang digelontorkan pemerintah sebesar Rp62,4 miliar, tertinggi di Jawa Tengah,” ujarnya di Blora, Kamis.
Rinciannya, terdapat 4 TK, 27 SD, 27 SMP, 3 SMA, dan 5 SMK yang menerima bantuan. Menurut Mariman, revitalisasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan unsur penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Secara nasional, program ini semula menargetkan 10.440 satuan pendidikan, namun melalui pendekatan swakelola, jumlahnya meningkat menjadi 16.141 satuan pendidikan dengan anggaran tetap Rp19,97 triliun.
“Dengan swakelola, hasilnya lebih luas dibanding menggunakan pihak ketiga seperti pemborong. Sekolah juga lebih mengetahui kebutuhan riil di lapangan,” terangnya.
Mariman menambahkan, program revitalisasi meliputi rehabilitasi gedung sekolah serta pembangunan ruang kelas baru (RKB), khususnya bagi sekolah dengan jumlah siswa meningkat. Fokus perbaikan diarahkan pada atap, toilet, dan pengecatan, dengan perhatian khusus dari Presiden terhadap kelayakan sanitasi sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Blora, Sunaryo, menyebut pola swakelola terbukti lebih efisien dan memberdayakan sekolah.
“Dengan dana yang sama, capaian revitalisasi bisa meningkat hingga 30 persen. Kepala sekolah menjadi penanggung jawab proyek karena paling memahami kebutuhan sekolahnya,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya penerapan standar keselamatan kerja (K3) dan mendorong kepesertaan pekerja dalam BPJS Ketenagakerjaan meski belum diwajibkan dalam petunjuk teknis.
“Kami tekankan agar pekerja tetap memperhatikan keselamatan, meski belum terbiasa menggunakan alat pelindung diri. BPJS juga penting sebagai jaminan keselamatan kerja,” pungkas Sunaryo.

