Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengingatkan para perusahaan, baik BUMD, BUMN, maupun swasta untuk dapat memberikan kesempatan kepada penyandang difabel dengan menyerap mereka sebagai tenaga kerja.
"Kesempatan kerja untuk difabel itu 2 persen (dari kuota) di BUMD atau BUMN, kemudian 1 persen di perusahaan lain, ini sudah jalan di Jawa Tengah dan terus kami dorong," katanya, di Semarang, Selasa.
Hal tersebut disampaikan Luthfi saat acara makan soto kelompok penyandang difabel bareng dengan Gubernur Jateng di Warung Soto Pak Wito Cabang Kariadi Semarang.
"Saya adalah bapaknya difabel Jawa Tengah. Setiap (kunjungan, red.) di wilayah pasti saya temui. Saya juga punya anak difabel, dari kecil dekat dengan saya, dan saya tidak pernah malu dan canggung," katanya.
Suasana hangat tampak di warung soto itu, dengan senyum yang nampak dari wajah-wajah para penyandang difabel saat berbincang dengan Gubernur Jateng.
Luthfi duduk diapit dua anak penyandang difabel yang diajaknya bercengkerama, serta menyaksikan anak-anak difabel unjuk kebolehan dan berbagi kebahagiaan.
Usia acara, ia kembali menegaskan bahwa kelompok difabel tidak hanya sebagai objek semata, tetapi memiliki hak yang sama dengan kelompok masyarakat lainnya.
Kesetaraan hak untuk kelompok difabel itulah yang terus digaungkan di Provinsi Jateng, tentunya dengan kolaborasi antara pemerintah provinsi melalui dinas sosial, kementerian terkait, serta seluruh kelompok masyarakat.
"Mereka mempunyai suatu kebahagiaan di tengah kekurangan yang dimiliki. Ini yang menjadi 'concern' kami, sehingga pemerintah dan negara hadir," katanya.
Ia menyebutkan jumlah penyandang disabilitas di Jateng saat ini tercatat sebanyak 117.404 orang atau 0,003 persen dari total penduduk.
Menurut dia, Pemprov Jateng memiliki perhatian khusus terhadap kelompok disabilitas/difabel untuk mewujudkan Jateng inklusi.
Perhatian itu diwujudkan dalam langkah nyata seperti membantu pemenuhan kebutuhan dasar, mengupayakan pendidikan, mendorong terbukanya lapangan pekerjaan, penyediaan aksesibilitas dan berbagai kebutuhan penyandang disabilitas.
"Kami juga punya program kecamatan berdaya, di dalamnya mewadahi potensi wilayah di antaranya kelompok difabel, kelompok perempuan dan lansia, kelompok pemuda, dan lainnya.
Adapun kegiatan makan soto bareng Gubernur Ahmad Luthfi dan kelompok difabel itu digagas oleh Wito, selaku pemilik warung Soto Pak Wito, sebagai bagian dari tasyakuran satu tahun cabang Soto Pak Wito Kariadi Kota Semarang.
Pada kesempatan itu, Wito juga secara terbuka mendeklarasikan dirinya akan menjadi sahabat difabel.
"Mulai hari ini saya akan menjadi sahabat difabel. Hari ini, besok, dan seterusnya saya akan dukung kelompok difabel," pungkasnya.
Baca juga: Hujan deras kembali genangi sejumlah wilayah di Semarang

