Solo (ANTARA) - Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Harun Joko Prayitno menyoroti tantangan serius dalam pendidikan profesi kedokteran, terutama terkait dengan lama masa studi mahasiswa.
“Ada lebih dari seribu mahasiswa profesi kedokteran yang tidak bisa lanjut karena melewati batas waktu lima tahun. Ini harus menjadi perhatian bersama,” katanya saat membuka Rapat Koordinasi Wilayah III (Rakorwilga) Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) Wilayah III di Gedung Pascasarjana Kampus 2 UMS Solo, Jawa Tengah, Selasa.
Kegiatan tersebut diikuti 17 institusi pendidikan kedokteran berasal dari wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, hingga Kalimantan. Forum ini menjadi ajang konsolidasi strategis antar-Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM), dan Himpunan Mahasiswa (Hima) Fakultas Kedokteran dari setiap institusi, terdiri atas UGM, UNS, Unsoed, Undip, ULM, UMY, dan berbagai kampus di wilayah III itu.
Dalam acara yang digelar secara hybrid tersebut itu, BEM FK UMS bertindak sebagai tuan rumah.
Pihaknya menegaskan komitmen memperkuat mutu pendidikan kedokteran di tingkat nasional.
Baca juga: 256 guru ikuti diklat koding dan kecerdasan artifisial LPD FKIP UMS
Sebagai respons atas tantangan tersebut, ia menyampaikan lima pesan strategis kepada para peserta, yakni pentingnya efisiensi studi agar tidak terjebak stagnasi akademik, menjaga keseimbangan antara aktivitas akademik dan organisasi, menjadi pelopor perubahan dan bukan sekadar pengikut arus, aktif berpartisipasi dalam riset strategis bersama institusi nasional, dan memanfaatkan organisasi sebagai ruang kolaborasi dan pengabdian nyata.
“Mahasiswa kedokteran harus punya mesin ganda, akademik dan organisasi. Kalau jadi aktivis maka prestasi akademiknya juga harus surplus,” katanya.
Ia juga memperkenalkan konsep Tawajud, Keseimbangan, dan Ukuran (TKU) sebagai kerangka pembentukan karakter unggul pada era global.
Dalam kesempatan itu, UMS juga membuka peluang kolaborasi riset dengan berbagai perguruan tinggi ternama, seperti IPB, UI, UGM, Unpad, Undip, UNS, Unair, dan Unhas.
Ia mendorong mahasiswa melakukan inisiasi proposal riset yang relevan dan berdampak.
“Kalau di antara anda semua mempunyai ide-ide untuk menjadi partner penelitian yang kami desain dengan LPDB, kami siap mengundang khusus jika ada ide riset yang tajam dan relevan,” katanya.
Malihatin Nur Rohmah selaku Public Relation (PR) Rakorwilga ISMKI Wilayah III berasal dari BEM FK UMS, mengatakan kegiatan ini bukan sekadar forum koordinasi tetapi juga kesempatan menyatukan arah dan semangat gerakan mahasiswa kedokteran.
“Kami ingin ISMKI menjadi ruang kolaborasi yang nyata serta kegiatan ini menjadi harapan besar bagi institusi kedokteran terkhusus organisasi mahasiswa kedokteran untuk terus bertumbuh dan bergandeng tangan mencapai kesejahteraan dunia kesehatan terkhusus dunia kedokteran Indonesia,” katanya.
Sebagai institusi pendidikan kedokteran yang telah terakreditasi unggul, UMS terus mendorong mahasiswa tidak hanya unggul dalam indeks akademik, tetapi juga memiliki daya saing tinggi dan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Baca juga: Prodi Manajemen UMS perkuat internasionalisasi lewat EBES Conference di Istanbul
Baca juga: Mahasiswa Fisioterapi UMS raih karya terfavorit di ajang NEO 2025
Baca juga: FHIP UMS jalin kerja sama strategis dengan TDTU Vietnam untuk perluas jejaring global

