Kudus (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memastikan stok pupuk bersubsidi yang tersedia saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan petani menghadapi dua musim tanam yaitu musim tanam (MT) ketiga dan pertama.
"Saat ini memang masih memasuki MT kedua, tetapi sebagian besar sudah panen. Sehingga sebentar lagi memasuki MT III yang biasanya tidak begitu banyak kebutuhan pupuknya," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Agus Setiawan, di Kudus, Rabu.
Ia memperkirakan MT III dimulai bulan Juli hingga September 2025. Sedangkan komoditas tanamannya dimulai dari tanaman jagung dan kacang hijau.
Untuk stok pupuk bersubsidi yang tersedia, yakni untuk Pupuk Urea tersedia 7.268,65 ton, NPK Phonska tersedia 8.075,66 ton, dan Pupuk Organik tersedia 210,8 ton.
Penyerapan pupuk untuk sementara, kata dia, dari ketiga jenis pupuk bersubsidi yang disediakan untuk para petani masih kecil, karena Pupuk Urea hingga akhir Mei 2025 baru terserap 30,77 persen dari alokasi 10.500 ton.
Hal serupa juga terjadi pada Pupuk Organik baru terserap 15,68 persen dari alokasi 250 ton dan NPK Phonska terserap 26,58 persen dari alokasi 11.000 ton.
"Kami perkirakan, penyerapan cukup besar akan terjadi pada MT pertama yang diperkirakan mulai Oktober atau November 2025," ujarnya.
Ia mengungkapkan dari total alokasi 21.750 ton, meliputi pupuk urea sebanyak 10.500 ton, NPK Phonska sebanyak 11.000 ton, dan organik sebanyak 250 ton memang belum sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) 2025, namun secara proporsi sudah mencapai 90-an persen.
Dengan demikian, imbuh dia, petani tidak perlu ada kekhawatiran karena tahun ini pemerintah memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi, dibandingkan tahun sebelumnya alokasi awal yang diterima persentasenya justru lebih bagus tahun ini.
Pengalaman sebelumnya, untuk memenuhi kebutuhan para petani dalam perjalanan biasanya Kementerian Pertanian mengajukan tambahan alokasi anggaran untuk pupuk bersubsidi.
Sementara target luas areal tanaman padi selama tahun 2025 seluas 26.000 hektare dengan target produksi sekitar 156.000 ton gabah kering panen (GKP).
Baca juga: Sudaryono ditunjuk jadi Komisaris Utama Pupuk Indonesia, perkuat distribusi pupuk subsidi