Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, berkomitmen mewujudkan proses pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) berlangsung transparan, adil, dan merata.
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Jumat, mengatakan bahwa seluruh pelaksanaan SPMB sudah berjalan secara sistematis dan digital sehingga menutup segala bentuk potensi kecurangan, termasuk titipan atau permainan kuota.
"Semua sudah tersistem secara online. Jika kuota sudah terpenuhi, maka sistem akan otomatis terkunci sehingga tidak bisa dipaksakan lagi dan tidak ada celah untuk titip menitip," katanya.
Menurut dia, masyarakat tidak perlu berkecil hati jika anaknya belum diterima di sekolah negeri karena sekolah swasta juga memiliki kualitas pendidikan yang bagus.
"Kalau pun tidak diterima di negeri, sekolah swasta juga sama bagusnya. Jadi, tidak perlu khawatir, yang terpenting anak tetap mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas," katanya.
Pada pelaksanaan SPMB 2025/2026 sebanyak 23 SMP negeri dan swasta mengikuti proses seleksi secara daring dan masing-masing sekolah memiliki kuota sebanyak 32 peserta didik per rombongan belajar.
Melalui sistem ini maka pendaftaran dan seleksi siswa baru berjalan seragam dan akuntabel di seluruh satuan pendidikan.
"Dengan sistem yang kian transparan dan berbasis digital, kami berharap proses SPMB dapat berlangsung secara objektif dan tanpa diskriminasi, demi masa depan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan pastikan seleksi SPMB SD tanpa calistung