Uji coba makan siang gratis di SD Sumurboto Semarang
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang melanjutkan uji coba program makan siang gratis dan bergizi dengan menyajikan menu kekinian, seperti spaghetti kepada anak-anak sekolah dasar di Kota Semarang Jawa Tengah.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang memasak sendiri, dan kemudian dibagikannya kepada para siswa di Sekolah Dasar (SD) Negeri Sumurboto Kecamatan Banyumanik Semarang, Kamis.
"Anak-anak senang dengan makanan kekinian seperti spaghetti. Namun, saya buat spaghettinya penuh gizi. Lele yang biasanya tidak disukai anak-anak jika disajikan utuh, saya olah menjadi bakso dan dicampur ke dalam spaghetti," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Kemudian di kediamannya, Ita memasak sejumlah menu makanan sehat, antara lain spaghetti dengan pasta wortel dan tomat yang dipadukan dengan "leball" atau bakso lele, dari olahan ikan lele yang dibuat menyerupai bakso.
Selanjutnya untuk bahan-bahannya, ia memanen langsung dari kebun yang terletak di rumahnya, sebagai bagian dari upaya mendukung gaya hidup sehat dan menangani stunting melalui program pertanian perkotaan.
Setelah itu, Ita mengantarkan makanan tersebut ke sekolah sebagai bagian dari Program "Stroberi" (Strategi Pemberian Makan Siang untuk Perbaikan Gizi dan Pencegahan Obesitas) yang sedang didorong oleh Pemkot Semarang.
Selain spaghetti sehat, menu lain yang disajikan adalah puding bunga telang coklat dan jus tomat campur markisa sayur.
"Bunga telang ini biasanya dibuat teh, tapi kali ini saya buat menjadi agar-agar bunga telang. Ini bisa menjadi pelajaran bagi guru dan orang tua untuk memanfaatkan lahan yang ada dengan urban farming," katanya.
Selain itu, orang nomor satu di Kota Semarang itu juga menjelaskan manfaat dari markisa sayur yang diolah menjadi jus campur tomat.
"Markisa sayur memiliki banyak manfaat seperti mengatur metabolisme, mencegah obesitas, baik untuk jantung, dan menurunkan kolesterol. Markisa ini juga bisa dijadikan sayur seperti labu siam atau jus buah yang kaya manfaat kesehatan," katanya.
Ia berharap program tersebut bisa diterapkan lebih luas di sekolah-sekolah lain di Kota Semarang yang bukan hanya untuk menyediakan menu makan sehat dan bergizi, tetapi juga untuk memberdayakan lingkungan rumah dan sekolah melalui pertanian perkotaan.
"Saya berharap para guru dan orang tua bisa belajar memanfaatkan halaman yang ada untuk 'urban farming', menanam berbagai macam sayuran dan buah-buahan yang bisa diolah menjadi makanan sehat bagi anak-anak," katanya.
Sebelumnya, Pemkot Semarang telah menggelar program Stroberi dengan menjadikan SD Negeri Ngaliyan 01 Semarang sebagai proyek percontohan.
Saat itu, kegiatan memasak dikelola oleh Tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat dengan mengambil bahan-bahan dari hasil panen di lahan pertanian perkotaan.
Sementara itu, sejumlah siswa SDN Sumurboto mengaku senang dengan menu yang disediakan, mulai spaghetti, puding bunga telang, dan jus markisa tomat.
"Masakannya enak dan menarik, jusnya manis, dan makanannya enak. Pengennya tiap hari kayak gini," kata Fernita, siswa kelas V SDN Sumurboto.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang memasak sendiri, dan kemudian dibagikannya kepada para siswa di Sekolah Dasar (SD) Negeri Sumurboto Kecamatan Banyumanik Semarang, Kamis.
"Anak-anak senang dengan makanan kekinian seperti spaghetti. Namun, saya buat spaghettinya penuh gizi. Lele yang biasanya tidak disukai anak-anak jika disajikan utuh, saya olah menjadi bakso dan dicampur ke dalam spaghetti," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Kemudian di kediamannya, Ita memasak sejumlah menu makanan sehat, antara lain spaghetti dengan pasta wortel dan tomat yang dipadukan dengan "leball" atau bakso lele, dari olahan ikan lele yang dibuat menyerupai bakso.
Selanjutnya untuk bahan-bahannya, ia memanen langsung dari kebun yang terletak di rumahnya, sebagai bagian dari upaya mendukung gaya hidup sehat dan menangani stunting melalui program pertanian perkotaan.
Setelah itu, Ita mengantarkan makanan tersebut ke sekolah sebagai bagian dari Program "Stroberi" (Strategi Pemberian Makan Siang untuk Perbaikan Gizi dan Pencegahan Obesitas) yang sedang didorong oleh Pemkot Semarang.
Selain spaghetti sehat, menu lain yang disajikan adalah puding bunga telang coklat dan jus tomat campur markisa sayur.
"Bunga telang ini biasanya dibuat teh, tapi kali ini saya buat menjadi agar-agar bunga telang. Ini bisa menjadi pelajaran bagi guru dan orang tua untuk memanfaatkan lahan yang ada dengan urban farming," katanya.
Selain itu, orang nomor satu di Kota Semarang itu juga menjelaskan manfaat dari markisa sayur yang diolah menjadi jus campur tomat.
"Markisa sayur memiliki banyak manfaat seperti mengatur metabolisme, mencegah obesitas, baik untuk jantung, dan menurunkan kolesterol. Markisa ini juga bisa dijadikan sayur seperti labu siam atau jus buah yang kaya manfaat kesehatan," katanya.
Ia berharap program tersebut bisa diterapkan lebih luas di sekolah-sekolah lain di Kota Semarang yang bukan hanya untuk menyediakan menu makan sehat dan bergizi, tetapi juga untuk memberdayakan lingkungan rumah dan sekolah melalui pertanian perkotaan.
"Saya berharap para guru dan orang tua bisa belajar memanfaatkan halaman yang ada untuk 'urban farming', menanam berbagai macam sayuran dan buah-buahan yang bisa diolah menjadi makanan sehat bagi anak-anak," katanya.
Sebelumnya, Pemkot Semarang telah menggelar program Stroberi dengan menjadikan SD Negeri Ngaliyan 01 Semarang sebagai proyek percontohan.
Saat itu, kegiatan memasak dikelola oleh Tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat dengan mengambil bahan-bahan dari hasil panen di lahan pertanian perkotaan.
Sementara itu, sejumlah siswa SDN Sumurboto mengaku senang dengan menu yang disediakan, mulai spaghetti, puding bunga telang, dan jus markisa tomat.
"Masakannya enak dan menarik, jusnya manis, dan makanannya enak. Pengennya tiap hari kayak gini," kata Fernita, siswa kelas V SDN Sumurboto.