Sebanyak 60 peserta PKN dituntut mampu atasi kemiskinan
Semarang (ANTARA) - Sebanyak 60 peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) dituntut mampu mengatasi kemiskinan sesuai dengan kompetensinya masing-masing.
Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sumarno, di Semarang, Rabu, mengatakan bahwa peserta PKN yang merupakan para pejabat eselon II itu harus mampu mengatasi persoalan kemiskinan.
Hal tersebut disampaikannya saat membuka PKN Tingkat II Angkatan Ke-32 di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Jateng.
Ia mencontohkan pemimpin yang berkompetensi di bidang sosial bisa berinovasi dalam peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat, demikian juga dengan bidang-bidang lainnya.
"Semua harus berinovasi dalam pengentasan kemiskinan," katanya.
Pada peserta PKN berasal dari sejumlah kementerian, lembaga, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
Sementara itu, Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi Lembaga Administrasi Negara (LAN) Dr. Basseng mengatakan bahwa peranan pemimpin sangat penting dalam upaya mengatasi kemiskinan.
Ia mengatakan pemimpin haris mampu berinovasi dan berkolaborasi dalam upaya mengatasi kemiskinan di wilayah masing-masing.
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan, kata dia, dibutuhkan sumber daya manusia, yakni pemimpin yang hebat.
Menurut dia, para peserta PKN tersebut yang merupakan pejabat eselon II sudah mempunyai kemampuan untuk membuat perubahan.
Meski demikian, Basseng mengingatkan para peserta PKN tersebut untuk terus menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan agar lebih efektif menggerakkan orang dan membawa perubahan.
Baca juga: Pemprov Jateng gandeng PSMTI atasi kemiskinan
Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sumarno, di Semarang, Rabu, mengatakan bahwa peserta PKN yang merupakan para pejabat eselon II itu harus mampu mengatasi persoalan kemiskinan.
Hal tersebut disampaikannya saat membuka PKN Tingkat II Angkatan Ke-32 di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Jateng.
Ia mencontohkan pemimpin yang berkompetensi di bidang sosial bisa berinovasi dalam peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat, demikian juga dengan bidang-bidang lainnya.
"Semua harus berinovasi dalam pengentasan kemiskinan," katanya.
Pada peserta PKN berasal dari sejumlah kementerian, lembaga, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
Sementara itu, Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi Lembaga Administrasi Negara (LAN) Dr. Basseng mengatakan bahwa peranan pemimpin sangat penting dalam upaya mengatasi kemiskinan.
Ia mengatakan pemimpin haris mampu berinovasi dan berkolaborasi dalam upaya mengatasi kemiskinan di wilayah masing-masing.
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan, kata dia, dibutuhkan sumber daya manusia, yakni pemimpin yang hebat.
Menurut dia, para peserta PKN tersebut yang merupakan pejabat eselon II sudah mempunyai kemampuan untuk membuat perubahan.
Meski demikian, Basseng mengingatkan para peserta PKN tersebut untuk terus menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan agar lebih efektif menggerakkan orang dan membawa perubahan.
Baca juga: Pemprov Jateng gandeng PSMTI atasi kemiskinan