Kabupaten Banyumas raih predikat cakupan kesehatan semesta BPJS Kesehatan
Banyumas (ANTARA) - Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, berhasil meraih predikat cakupan kesehatan semesta atau universal health coverage (UHC) dalam kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Piagam penghargaan atas predikat UHC tersebut diserahkan oleh Deputi Direksi Wilayah VI Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta BPJS Kesehatan Mulyo Wibowo kepada Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro usai Upacara Peringatan Hari Jadi ke-453 Kabupaten Banyumas di Alun-Alun Purwokerto, Banyumas, Kamis.
Saat ditemui wartawan Deputi Direksi Wilayah VI Jateng-DIY BPJS Kesehatan Mulyo Wibowo mengatakan cakupan kesehatan semesta di Kabupaten Banyumas per Februari 2024 sudah mencapai 95,5 persen dengan tingkat keaktifan 77 persen.
"Artinya, dari 95,5 persen penduduk di Banyumas sudah terdaftar JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dan 77 persennya itu aktif," katanya menjelaskan.
Dengan UHC tersebut, kata dia, nantinya seluruh penduduk yang terdaftar JKN akan terjamin jaminan kesehatannya.
Dalam hal ini, lanjut dia, ketika sewaktu-waktu sakit maka penduduk yang bersangkutan mendapatkan jaminan kesehatan.
"Dan keaktifan di atas 75 persen itu memberikan arti ketika nanti ada warga yang akan mendaftarkan, belum terdaftar, itu dia otomatis akan aktif kalau itu terdaftar oleh pemerintah daerah," katanya.
Ia mengatakan cakupan kesehatan semesta yang mencapai di atas 95 persen itu mengandung arti bahwa ada kehadiran pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat di Banyumas.
Menurut dia, 77 persen peserta yang aktif itu mencakup peserta dari kalangan pekerja, peserta mandiri, penerima bantuan iuran (PBI) nasional, maupun PBI pemerintah daerah.
"Paling banyak peserta dari PBI," kata Mulyo.
Terkait dengan upaya untuk lebih meningkatkan capaian UHC, dia mengatakan upaya dari internal BPJS Kesehatan adalah terus menyosialisasikan program JKN kepada masyarakat yang belum terdaftar.
Selanjutnya dengan pemerintah daerah, kata dia, nanti akan dilihat lagi apakah masih ada masyarakat tidak mampu yang belum terdaftar program JKN.
"Jika masih ada, nanti didaftarkan," katanya.
Sementara itu, Pj Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro mengaku senang karena akhirnya Kabupaten Banyumas bisa mencapai cakupan kesehatan semesta setelah berbulan-bulan memperjuangkannya.
"Saya ingin sebenarnya 2023 kemarin, tapi gagal ternyata. Dan alhamdulillah, kita siapkan betul di tahun 2024, pokoke kudu UHC, alhamdulillah hari ini terealisasi, berkah untuk kita semua karena coverage kita sudah 95 persen," katanya.
Kendati demikian, dia menginginkan pada bulan Agustus, cakupan kesehatan semestanya bisa mencapai 98 persen.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya sudah menyiapkan data sesuai dengan nama dan alamat warga yang akan didaftarkan pada program JKN BPJS Kesehatan.
"Doakan saja Agustus, syukur-syukur sebelumnya sudah tercapai karena anggarannya telah siap," kata Pj Bupati.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Purwokerto Niken Sawitri mengatakan dengan tercapainya UHC di Banyumas, hingga saat ini di wilayah kerja BPJS Kesehatan Cabang Purwokerto tinggal Kabupaten Cilacap yang belum mencapai cakupan kesehatan semesta karena satu kabupaten lainnya, yakni Purbalingga telah mencapai UHC pada tahun 2023.
Menurut dia, cakupan kesehatan semesta di Cilacap hingga saat ini sebesar 88 persen namun keaktifannya belum mencapai 75 persen.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Pak Pj Bupati Cilacap juga dengan Pak Pj Sekda, mudah-mudahan nanti dapat tercapai juga, mengikuti Banyumas yang mendapat predikat UHC, dengan keaktifan paling tidak 75 persen," katanya.
Ia mengakui ada beberapa kendala yang dihadapi Pemkab Cilacap dalam mencapai cakupan kesehatan semesta.
"Salah satunya mungkin adalah anggaran. Nah ini mungkin tetap akan kami koordinasikan dengan Pemkab Cilacap, sehingga mudah-mudahan tahun ini bisa menyusul Banyumas," kata Niken menjelaskan.
Piagam penghargaan atas predikat UHC tersebut diserahkan oleh Deputi Direksi Wilayah VI Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta BPJS Kesehatan Mulyo Wibowo kepada Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro usai Upacara Peringatan Hari Jadi ke-453 Kabupaten Banyumas di Alun-Alun Purwokerto, Banyumas, Kamis.
Saat ditemui wartawan Deputi Direksi Wilayah VI Jateng-DIY BPJS Kesehatan Mulyo Wibowo mengatakan cakupan kesehatan semesta di Kabupaten Banyumas per Februari 2024 sudah mencapai 95,5 persen dengan tingkat keaktifan 77 persen.
"Artinya, dari 95,5 persen penduduk di Banyumas sudah terdaftar JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dan 77 persennya itu aktif," katanya menjelaskan.
Dengan UHC tersebut, kata dia, nantinya seluruh penduduk yang terdaftar JKN akan terjamin jaminan kesehatannya.
Dalam hal ini, lanjut dia, ketika sewaktu-waktu sakit maka penduduk yang bersangkutan mendapatkan jaminan kesehatan.
"Dan keaktifan di atas 75 persen itu memberikan arti ketika nanti ada warga yang akan mendaftarkan, belum terdaftar, itu dia otomatis akan aktif kalau itu terdaftar oleh pemerintah daerah," katanya.
Ia mengatakan cakupan kesehatan semesta yang mencapai di atas 95 persen itu mengandung arti bahwa ada kehadiran pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat di Banyumas.
Menurut dia, 77 persen peserta yang aktif itu mencakup peserta dari kalangan pekerja, peserta mandiri, penerima bantuan iuran (PBI) nasional, maupun PBI pemerintah daerah.
"Paling banyak peserta dari PBI," kata Mulyo.
Terkait dengan upaya untuk lebih meningkatkan capaian UHC, dia mengatakan upaya dari internal BPJS Kesehatan adalah terus menyosialisasikan program JKN kepada masyarakat yang belum terdaftar.
Selanjutnya dengan pemerintah daerah, kata dia, nanti akan dilihat lagi apakah masih ada masyarakat tidak mampu yang belum terdaftar program JKN.
"Jika masih ada, nanti didaftarkan," katanya.
Sementara itu, Pj Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro mengaku senang karena akhirnya Kabupaten Banyumas bisa mencapai cakupan kesehatan semesta setelah berbulan-bulan memperjuangkannya.
"Saya ingin sebenarnya 2023 kemarin, tapi gagal ternyata. Dan alhamdulillah, kita siapkan betul di tahun 2024, pokoke kudu UHC, alhamdulillah hari ini terealisasi, berkah untuk kita semua karena coverage kita sudah 95 persen," katanya.
Kendati demikian, dia menginginkan pada bulan Agustus, cakupan kesehatan semestanya bisa mencapai 98 persen.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya sudah menyiapkan data sesuai dengan nama dan alamat warga yang akan didaftarkan pada program JKN BPJS Kesehatan.
"Doakan saja Agustus, syukur-syukur sebelumnya sudah tercapai karena anggarannya telah siap," kata Pj Bupati.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Purwokerto Niken Sawitri mengatakan dengan tercapainya UHC di Banyumas, hingga saat ini di wilayah kerja BPJS Kesehatan Cabang Purwokerto tinggal Kabupaten Cilacap yang belum mencapai cakupan kesehatan semesta karena satu kabupaten lainnya, yakni Purbalingga telah mencapai UHC pada tahun 2023.
Menurut dia, cakupan kesehatan semesta di Cilacap hingga saat ini sebesar 88 persen namun keaktifannya belum mencapai 75 persen.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Pak Pj Bupati Cilacap juga dengan Pak Pj Sekda, mudah-mudahan nanti dapat tercapai juga, mengikuti Banyumas yang mendapat predikat UHC, dengan keaktifan paling tidak 75 persen," katanya.
Ia mengakui ada beberapa kendala yang dihadapi Pemkab Cilacap dalam mencapai cakupan kesehatan semesta.
"Salah satunya mungkin adalah anggaran. Nah ini mungkin tetap akan kami koordinasikan dengan Pemkab Cilacap, sehingga mudah-mudahan tahun ini bisa menyusul Banyumas," kata Niken menjelaskan.