Magelang (ANTARA) - Akses air minum layak di Kota Magelang sudah mencapai 100 persen, kata Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Ervan Maksum.
"Akses air minum layak di Kota Magelang sudah mencapai 100 persen, maka harus dapat apresiasi ini. Tinggal ditingkatkan saja sehingga menjadi akses air minum aman," katanya dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Jumat.
Dia menyampaikan hal itu pada Peluncuran CRS Sanitasi Aman "Layanan Sedot Lumpur Tinja" di Pendopo Pengabdian, Rumah Jabatan Wali Kota Magelang.
Hadir pada acara tersebut, antara lain Mission Director USAID Indonesia Jeffery P Cohen, perwakilan USAID Indonesia Urban Resilient Water, Sanitation and Hygiene (USAID IUWASH Tangguh), dan Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz, serta jajaran pemkot setempat.
Ia menjelaskan, air minum yang dikatakan layak adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Menurut dia, diperlukan percepatan untuk menuju akses air minum aman, yakni bebas kontaminasi zat-zat yang membahayakan kesehatan.
Salah satu upaya percepatan itu, antara lain dengan perbaikan akses sanitasi aman pula, yakni fasilitas sanitasi yang dimiliki rumah tangga yang terhubung dengan "septic tank". Akses sanitasi kategori aman pada umumnya disedot rutin pada jangka waktu tertentu dan dibuang ke instalasi pengolah tinja (IPLT).
Ia menilai akses perpipaan air minum di kota ini juga sudah tinggi sehingga dapat dan harus ditingkatkan menjadi akses aman, kemudian ketersediaan infrastruktur (IPALD/IPLT) yang cukup untuk mendukung pencapaian akses aman. IPLT mulai dijalankan dan dipromosikan menggunakan jalur masyarakat (Forum Tembang Tidar) .
Di sisi lain, katanya, angka non revenue water (NRW) atau angka kebocoran air minum juga masih tinggi sehingga perlu komitmen untuk penurunan dan peningkatan efisiensi energi.
"Untuk kota seperti Kota Magelang perlu untuk memulai pengembangan integrasi layanan air minum dan sanitasi aman melalui penerapan zona-zona yang akan mendapatkan layanan air minum aman (Zona Air Minum Prima) dan layanan sanitasi aman ataupun terkoneksi dengan IPALD/IPLT," katanya.
Kunjungan tim USAID Indonesia ke Kota Magelang guna melakukan diskusi dengan Pemkot Magelang dan masyarakat terkait dengan berbagai strategi dan implementasi program untuk mendukung pencapaian target akses air minum dan sanitasi aman, termasuk 100 persen akses terhadap layanan air minum perpipaan.
Tim juga mengunjungi sistem penyediaan air minum berbasis masyarakat (SPAM Komunal) yang dilengkapi dengan sistem klorinasisasi hydrodoser dan rumah tangga yang sudah mempunyai akses sanitasi layak.
Puncak kunjungan berupa peluncuran program tanggunga jawab sosial perusahaan (CSR) untuk penyedotan lumpur tinja bersama Bank Magelang di Kelurahan Kedungsari, Kecamatan Magelang Utara.
"Saya sangat menghargai strategi dan inovasi Pemkot Magelang untuk meningkatkan pasokan air baku, memperluas akses air minum dan mempromosikan sanitasi aman melalui penyedotan lumpur tangki septik secara teratur," kata Mission Director USAID Indonesia Jeffery P. Cohen.
Guna mempercepat pencapaian target akses air minum dan sanitasi aman, Pemkot Magelang bersama USAID IUWASH Tangguh melakukan kegiatan terintegrasi dan percontohan pengembangan teknologi baru, seperti peningkatan operasional dan kapasitas Perumda Air Minum.
Hal Ini untuk mendukung 100 persen akses, promosi layanan penyedotan lumpur tinja terjadwal, hingga mengoptimalkan pengolahan air limbah.
Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz mengatakan pemkot saat ini telah melibatkan lebih banyak pihak untuk menjalankan berbagai strategi dan inovasi.
Contohnya, katanya, menggandeng Bank Magelang untuk mendukung program penyedotan lumpur tinja.
"Masih banyak sanitasi yang bermasalah, maka di sini kita berdiskusi agar capaian 100 persen akses air bersih dan sanitasi aman bisa berwujud," katanya.
Saat ini, salah satu pekerjaan rumah Pemkot Magelang mengatasi masalah kebocoran pipa PDAM yang masih mencapai 54 persen.