10 calon kepala desa di Kudus deklarasikan pilkades damai
Kudus (ANTARA) - Sebanyak 10 calon kepala desa dari tiga desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyampaikan deklarasi damai dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa (pilkades) serentak, sehingga semua berkomitmen menjaga situasi wilayah tetap kondusif, Jumat.
"Kami mengajak semua calon kepala desa untuk berkomitmen menjaga situasi wilayah tetap kondusif. Tim suksesnya juga harus diberi pengertian bahwa berbeda pilihan boleh tetapi tetap dalam bingkai kebersamaan sehingga komunikasi tetap jalan setelah pilkades nantinya," kata Bupati Kudus Hartopo ditemui usai menghadiri acara Deklarasi Pilkades Damai di Pendopo Kabupaten Kudus.
Ia berharap kedewasaan para calon kepala desa dalam berpolitik, sehingga nantinya mereka juga menjadi contoh edukasi yang baik terhadap masyarakat. Sehingga setelah pilkades selesai tidak muncul permasalahan baru dan bersama-sama menjaga situasi wilayah tetap kondusif.
Meskipun demikian, dia meminta, dukungan semua pihak agar situasi wilayah tetap kondusif dan melakukan berbagai langkah antisipasi agar tidak muncul konflik.
Sementara itu, Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kudus Aan Fitriyanto mengungkapkan tiga desa yang menggelar pilkades, yakni Desa Getasrabi (Kecamatan Gebog), Desa Golantepus (Kecamatan Mejobo) dan Desa Janggalan (Kecamatan Kota).
Dari ketiga desa tersebut, kata dia, ada 10 calon kepala desa. Di antaranya Desa Getasrabi ada lima calon, Desa Golantepus ada tiga calon dan Desa Janggalan ada dua calon. Khusus Desa Janggalan merupakan pilkades antarwaktu.
Ia berharap dengan adanya deklarasi damai yang di dalamnya menyebutkan semua calon siap kalah dan siap menang serta bersedia menjaga suasana kondusif benar-benar dibuktikan saat pilkades nanti.
Hasil pantauan di lapangan sejak tahapan pendaftaran hingga pelaksanaan kampanye mulai 6-9 Juni 2023, kata dia, berjalan lancar dan kondusif.
"Mudah-mudahan situasi kondusif ini berlangsung hingga saat pemungutan suara pada 13 Juni 2023. Kami ingatkan bahwa siapapun yang kalah harus legowo dan yang jadi jangan menyombongkan dirinya karena tujuannya untuk kemajuan desa dan memakmurkan warganya," ujarnya.
Ia meminta semua menjunjung tinggi kerukunan dan sikap toleransi antar pendukung. Ketika saling menjaga toleransi tentunya pilkades akan berjalan baik dan menghasilkan pemimpin yang mampu bekerja sama dengan pihak lain.
Sementara tujuan digelarnya seminar dengan tema "mewujudkan pilkades damai, sejuk, serta sukses tanpa ekses, kata dia, untuk mencegah konflik sosial dalam pemilihan kepala desa serentak serta menjadi ajang diskusi.
Baca juga: Polres Bangkalan periksa 20 orang terkait kasus pembacokan
"Kami mengajak semua calon kepala desa untuk berkomitmen menjaga situasi wilayah tetap kondusif. Tim suksesnya juga harus diberi pengertian bahwa berbeda pilihan boleh tetapi tetap dalam bingkai kebersamaan sehingga komunikasi tetap jalan setelah pilkades nantinya," kata Bupati Kudus Hartopo ditemui usai menghadiri acara Deklarasi Pilkades Damai di Pendopo Kabupaten Kudus.
Ia berharap kedewasaan para calon kepala desa dalam berpolitik, sehingga nantinya mereka juga menjadi contoh edukasi yang baik terhadap masyarakat. Sehingga setelah pilkades selesai tidak muncul permasalahan baru dan bersama-sama menjaga situasi wilayah tetap kondusif.
Meskipun demikian, dia meminta, dukungan semua pihak agar situasi wilayah tetap kondusif dan melakukan berbagai langkah antisipasi agar tidak muncul konflik.
Sementara itu, Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kudus Aan Fitriyanto mengungkapkan tiga desa yang menggelar pilkades, yakni Desa Getasrabi (Kecamatan Gebog), Desa Golantepus (Kecamatan Mejobo) dan Desa Janggalan (Kecamatan Kota).
Dari ketiga desa tersebut, kata dia, ada 10 calon kepala desa. Di antaranya Desa Getasrabi ada lima calon, Desa Golantepus ada tiga calon dan Desa Janggalan ada dua calon. Khusus Desa Janggalan merupakan pilkades antarwaktu.
Ia berharap dengan adanya deklarasi damai yang di dalamnya menyebutkan semua calon siap kalah dan siap menang serta bersedia menjaga suasana kondusif benar-benar dibuktikan saat pilkades nanti.
Hasil pantauan di lapangan sejak tahapan pendaftaran hingga pelaksanaan kampanye mulai 6-9 Juni 2023, kata dia, berjalan lancar dan kondusif.
"Mudah-mudahan situasi kondusif ini berlangsung hingga saat pemungutan suara pada 13 Juni 2023. Kami ingatkan bahwa siapapun yang kalah harus legowo dan yang jadi jangan menyombongkan dirinya karena tujuannya untuk kemajuan desa dan memakmurkan warganya," ujarnya.
Ia meminta semua menjunjung tinggi kerukunan dan sikap toleransi antar pendukung. Ketika saling menjaga toleransi tentunya pilkades akan berjalan baik dan menghasilkan pemimpin yang mampu bekerja sama dengan pihak lain.
Sementara tujuan digelarnya seminar dengan tema "mewujudkan pilkades damai, sejuk, serta sukses tanpa ekses, kata dia, untuk mencegah konflik sosial dalam pemilihan kepala desa serentak serta menjadi ajang diskusi.
Baca juga: Polres Bangkalan periksa 20 orang terkait kasus pembacokan