Boyolali (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mengoptimalkan penanganan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit berbentol yang menyerang hewan ternak sapi di daerah ini, meski jumlah kasus terus bertambah.
"Pihaknya secara rutin melakukan penanganan kasus LSD yang menyerang pada hewan ternak sapi di Boyolali, tetapi jumlah kasus suspek tetap terus bertambah dari hari ke hari," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah Drh Afiany Rifdania, di Boyolali, Jumat.
Menurut dia, jumlah kasus suspek LSD pada ternak sapi di Boyolali, hingga Kamis (15/3) bertambah 67 kasus sehingga total mencapai 2.004 kasus, sedangkan yang dinyatakan positif 32 kasus dan sapi sembuh dari LSD sebanyak 76 kasus.
"Sisa kasus suspek LSD pada sapi di daerah ini, bertambah dari 1.861 kasus menjadi 1.928 kasus. Jadi ternak sapi yang masih suspek atau belum sembuh sebanyak itu," katanya.
Pihaknya dalam penanganan dengan melakukan pengobatan bagi ternak yang sakit dan melaksanakan vaksinasi untuk ternak yang sehat untuk mengantisipasi adanya penularan menyakit kulit berbentol pada sapi.
Pihaknya sudah melakukan vaksinasi terhadap sapi yang sehat sebanyak 4.300 ekor dan kini masih menunggu pasokan vaksin sebanyak 1.000 dosis untuk khusus Desa Korporasi Sapi (DKS) di Kecamatan Andong.
Sebanyak 1.000 dosis vaksin akan disuntikkan ternak sapi di lima desa yakni Kunti, Kedungdowo, Pakang, Beji dan Kadipaten. Setiap desa akan mendapatkan vaksin mendapatkan jatah sebanyak 200 dosis.
"Kami berharap kasus penyakit LSD pada sapi di Boyolali segera beransur-ansur berkurang. Untuk kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah mereda dan diharapkan bisa diikuti LSD," katanya.
Dia menyampaikan hal tersebut perlu adanya sinergi antara pemerintah daerah dengan masyarakat atau peternak untuk menekan kasus LSD atau penyakit kulit berbentol yang menyerang hewan ternak sapi itu.
Karena, jumlah suspek kasus LSD di Boyolali rata-rata dalam sepekan bertambah sekitar 100 hingga 200 kasus yang penyebarannya melalui vektor yakni lalat, nyamuk, dan kutu hewan ternak.
Oleh karena itu, masyarakat perlu kerja sama dengan pemerintah daerah melalui Disnakkan yang membagikan bantuan disinfektan guna menjaga kebersihan kandang ternak dan mengurangi vektor, sehingga kemungkinan tertular sangat kecil.
"Kami membantu pengobatan ternak dan vaksinasi kemudian memberikan bantuan disinfektan. Namun, masyarakat juga bisa kerja sama untuk disinfektan pembersihan kandang setiap hari dan memberikan pakan ternak yang sehat," katanya.
Baca juga: Dinas Pertanian dan Pangan Kudus bantu pengobatan sapi positif virus LSD
Berita Terkait
Pemkab Kudus kantongi izin pemanfaatan lahan untuk dirikan SIHT
Rabu, 21 Juni 2023 9:10 Wib
Kudus bangun Sentra Industri Hasil Tembakau September 2023
Selasa, 23 Mei 2023 14:54 Wib
1.467 ekor sapi terjangkit LSD di Grobogan sembuh
Senin, 8 Mei 2023 21:40 Wib
Pembangunan sentra tembakau di Kudus memasuki tahap serah terima lahan
Sabtu, 22 April 2023 17:02 Wib
Kasus LSD pada sapi di Boyolali terus menurun
Senin, 3 April 2023 9:00 Wib
Sembilan ekor sapi terjangkit LSD di Kudus sembuh
Jumat, 24 Maret 2023 19:15 Wib
Lokasi SIHT Kudus di lahan sawah dilindungi, pemkab ajukan perubahan status
Jumat, 24 Maret 2023 14:36 Wib
Dinas Pertanian dan Pangan Kudus bantu pengobatan sapi positif virus LSD
Rabu, 8 Maret 2023 22:39 Wib