Semarang (ANTARA) - Wawan Kartiwan (65), warga Perumahan Wahyu Utomo, Ngaliyan, Kota Semarang mengakui ada banyak keuntungan dengan menggunakan jaringan gas (Jargas) milik PGN. Apalagi dirinya telah berlangganan sejak tahun 2015.
"Meteran dan kompor sempat terendam saat banjir bandang. Meteran tidak ada masalah. Kompor juga sama, saya jemur terus dipakai lagi juga langsung bisa. Semua berjalan lancar tidak ada macet," kata Wawan.
Hal itu disampaikan Wawan saat menerima kunjungan Komite BPH Migas Wahyudi Anas dan General Manager PGN Sales & Operation Region III Edi Armawiria, di rumahnya, Kamis (9/3/2023).
Wawan mengaku dengan menggunakan Jargas PGN, dirinya lebih hemat. Biaya rata-rata satu bulan dirinya hanya membayar Rp80.000 atau jauh di bawah saat dirinya harus menggunakan gas elpiji tabung 12kg.
Wahyudi Anas dan Iwan Prasetya Adhi mengatakan kunjungan tersebut dimaksudkan untuk monitoring pengembangan pembangunan jaringan gas di wilayah Semarang dan dilanjutkan di lokasi lain ternasuk di Yogyakarta.
"Perumahan Wahyu Utomo ini merupakan pioner pengembangan Jargas di Semarang. Penyaluran gas seluruhnya baik," kata Wahyudi.
Wahyudi mengapresiasi dan mendukung PGN dalam upaya melakukan pembangunan Jargas sebagai salah satu proyek strategis nasional. Pembangunan Jargas sampai tahun 2024 ditarget 4 juta sambungan rumah (SR) dengan skema APBN, APBD, dan Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), serta penugasan pada Badan Usaha.
General Manager PGN SOR III Edi Armawiria menambahkan bahwa wilayah pengelolaan Jargas oleh PGN SOR III adalah sebanyak 163.277 pelanggan yang meliputi dua provinsi, yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Total pelanggan Jargas di Jawa Tengah 14 ribu dan target rencana pembangunan di tahun 2023 sebanyak 20 ribu," kata Edi.
Edi memastikan pasokan gas untuk wilayah Jateng aman termasuk menjelang Bulan Ramadan, karena suplainya melimpah.