Korem 071 serahkan kursi roda adaptif ke penyandang disabilitas
Banyumas, Jateng (ANTARA) - Komando Resor Militer (Korem) 071/Wijayakusuma berkolaborasi dengan Organisasi Harapan Nusantara (Ohana) Indonesia menyerahkan bantuan berupa kursi roda adaptif kepada 21 penyandang disabilitas di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Penyerahan bantuan 21 kursi roda adaptif tersebut dilakukan berbarengan dengan kegiatan "Setting Clinic" di Gedung Pertemuan A. Yani, Markas Korem 071/Wijayakusuma, Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Senin.
Dalam sambutannya, Komandan Korem 071/Wijayakusuma Kolonel (Inf) Yudha Airlangga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Ohana Indonesia atas kepeduliannya terhadap para penyandang disabilitas ganda.
"Saya sampaikan apresiasi juga kepada Paguyuban Peduli Disabilitas Ganda (PPDG) Banyumas yang telah mengawal tanpa pamrih, mengurus, dan memerhatikan para penyandang disabilitas di Banyumas," katanya.
Ia mengatakan kursi roda tersebut sifatnya adaptif dan dipesan khusus untuk para penyandang disabilitas ganda sehingga perlu perlakuan khusus dan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing serta membutuhkan sarana prasarana dan dukungan lainnya.
Terkait dengan hal itu, Danrem mengapresiasi dedikasi para Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang telah membantu mengantarkan serta menghadirkan para penyandang disabitas di wilayahnya menuju Makorem 071/Wijayakusuma untuk mengikuti kegiatan "Setting Clinic" dan menerima bantuan kursi roda adaptif.
Ia mengharapkan jalinan silaturahmi dan kepedulian Babinsa nanti untuk terus berbuat dan bertindak membantu kesulitan masyarakat di sekelilingnya, sekaligus untuk membina dan memperkuat Ohana Indonesia dan PPDG di wilayahnya.
Dengan demikian, kata dia, Ohana Indonesia dan PPDG tidak merasa sendiri untuk membangun kepercayaan orang tua maupun para penyandang disabilitas untuk mau bergaul dengan lingkungan masyarakatnya serta mengedukasi masyarakat agar mau menerima dan mempedulikan penyandang disabilitas.
"Ini merupakan tugas seorang Babinsa, tidak hanya pada keluarga, juga kepada masyarakatnya untuk mengedukasi mereka supaya bisa bergaul. Satu hal yang mendasari kita tergerak, membantu para penyandang disabilitas adalah kemanusiaan," tegasnya.
Lebih lanjut, Danrem mengatakan kemanusiaan bagi TNI maupun masyarakat merupakan hal yang bersifat universal.
"Kebetulan saya pernah bertugas di daerah konflik, banyak dampak yang ditimbulkan, sehingga dengan melihat itu, saya mempunyai empati yang lebih besar akan hal itu untuk menolong dan membantu sesama," jelasnya.
Menurut dia, penyerahan bantuan tersebut merupakan bentuk empati TNI untuk saling berbagi dan saling membantu.
Oleh karena itu, kata dia, kegiatan tersebut diharapkan menjadi suatu tradisi bagi Korem 071/Wijayakusuma ke depannya serta terus berlanjut siapa pun yang menjabat dan disesuaikan dengan kemampuan satuan karena merupakan kegiatan nonprogram dan swadaya mandiri.
"Ini kebanggaan bagi kami, bisa membantu kesulitan masyarakat," kata Danrem.
Sementara itu, Ketua PPDG Banyumas dr. A.R. Siswanto Budi Wiyoto mengatakan Ohana Indonesia merupakan organisasi yang berpusat di Yogyakarta dan dikelola oleh Risnawati Urami yang merupakan seorang penyandang disabilitas.
Selain mengelola Ohana, kata dia, Risnawati juga seorang anggota Komisi Disabilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sangat perhatian terhadap kondisi penyandang disabilitas di Banyumas.
Lebih lanjut, dia mengatakan kursi roda tersebut dinamakan kursi roda adaptif karena karena diperuntukkan bagi penyandang disabilitas ganda, bukan disabilitas fisik atau kaki dan alat bantunya membutuhkan biaya besar.
"Cacat ganda dari segi kesehatan, ini hubungannya dengan pemerintah menggalakkan penurunan angka stunting, karenanya dibutuhkan persalinan dengan baik. Apabila hal itu tidak betul, maka akan mengalami gangguan kecacatan sejak lahir," jelasnya.
Ia pun menyampaikan terima kasih kepada Korem 071/Wijayakusuma yang telah memfasilitasi kegiatan tersebut karena jika 21 anak yang menyandang disabilitas ganda itu dibawa ke Yogyakarta akan memakan waktu dan biaya yang tinggi.
"Kursi roda adaptif ini, beda dengan yang lain, kursi roda adaptif ini bisa disetel lebih dulu dan melihat kondisi anak-anaknya, sehingga kecacatannya bisa disesuaikan," kata Siswanto.
Hingga saat ini, advokasi pemberian bantuan kursi roda adaptif khususnya di wilayah Banyumas telah dilakukan sebanyak enam gelombang dengan total bantuan yang tersalurkan sebanyak 95 unit termasuk 21 unit yang disalurkan pada hari Senin (6/2).
Penyerahan bantuan 21 kursi roda adaptif tersebut dilakukan berbarengan dengan kegiatan "Setting Clinic" di Gedung Pertemuan A. Yani, Markas Korem 071/Wijayakusuma, Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Senin.
Dalam sambutannya, Komandan Korem 071/Wijayakusuma Kolonel (Inf) Yudha Airlangga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Ohana Indonesia atas kepeduliannya terhadap para penyandang disabilitas ganda.
"Saya sampaikan apresiasi juga kepada Paguyuban Peduli Disabilitas Ganda (PPDG) Banyumas yang telah mengawal tanpa pamrih, mengurus, dan memerhatikan para penyandang disabilitas di Banyumas," katanya.
Ia mengatakan kursi roda tersebut sifatnya adaptif dan dipesan khusus untuk para penyandang disabilitas ganda sehingga perlu perlakuan khusus dan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing serta membutuhkan sarana prasarana dan dukungan lainnya.
Terkait dengan hal itu, Danrem mengapresiasi dedikasi para Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang telah membantu mengantarkan serta menghadirkan para penyandang disabitas di wilayahnya menuju Makorem 071/Wijayakusuma untuk mengikuti kegiatan "Setting Clinic" dan menerima bantuan kursi roda adaptif.
Ia mengharapkan jalinan silaturahmi dan kepedulian Babinsa nanti untuk terus berbuat dan bertindak membantu kesulitan masyarakat di sekelilingnya, sekaligus untuk membina dan memperkuat Ohana Indonesia dan PPDG di wilayahnya.
Dengan demikian, kata dia, Ohana Indonesia dan PPDG tidak merasa sendiri untuk membangun kepercayaan orang tua maupun para penyandang disabilitas untuk mau bergaul dengan lingkungan masyarakatnya serta mengedukasi masyarakat agar mau menerima dan mempedulikan penyandang disabilitas.
"Ini merupakan tugas seorang Babinsa, tidak hanya pada keluarga, juga kepada masyarakatnya untuk mengedukasi mereka supaya bisa bergaul. Satu hal yang mendasari kita tergerak, membantu para penyandang disabilitas adalah kemanusiaan," tegasnya.
Lebih lanjut, Danrem mengatakan kemanusiaan bagi TNI maupun masyarakat merupakan hal yang bersifat universal.
"Kebetulan saya pernah bertugas di daerah konflik, banyak dampak yang ditimbulkan, sehingga dengan melihat itu, saya mempunyai empati yang lebih besar akan hal itu untuk menolong dan membantu sesama," jelasnya.
Menurut dia, penyerahan bantuan tersebut merupakan bentuk empati TNI untuk saling berbagi dan saling membantu.
Oleh karena itu, kata dia, kegiatan tersebut diharapkan menjadi suatu tradisi bagi Korem 071/Wijayakusuma ke depannya serta terus berlanjut siapa pun yang menjabat dan disesuaikan dengan kemampuan satuan karena merupakan kegiatan nonprogram dan swadaya mandiri.
"Ini kebanggaan bagi kami, bisa membantu kesulitan masyarakat," kata Danrem.
Sementara itu, Ketua PPDG Banyumas dr. A.R. Siswanto Budi Wiyoto mengatakan Ohana Indonesia merupakan organisasi yang berpusat di Yogyakarta dan dikelola oleh Risnawati Urami yang merupakan seorang penyandang disabilitas.
Selain mengelola Ohana, kata dia, Risnawati juga seorang anggota Komisi Disabilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sangat perhatian terhadap kondisi penyandang disabilitas di Banyumas.
Lebih lanjut, dia mengatakan kursi roda tersebut dinamakan kursi roda adaptif karena karena diperuntukkan bagi penyandang disabilitas ganda, bukan disabilitas fisik atau kaki dan alat bantunya membutuhkan biaya besar.
"Cacat ganda dari segi kesehatan, ini hubungannya dengan pemerintah menggalakkan penurunan angka stunting, karenanya dibutuhkan persalinan dengan baik. Apabila hal itu tidak betul, maka akan mengalami gangguan kecacatan sejak lahir," jelasnya.
Ia pun menyampaikan terima kasih kepada Korem 071/Wijayakusuma yang telah memfasilitasi kegiatan tersebut karena jika 21 anak yang menyandang disabilitas ganda itu dibawa ke Yogyakarta akan memakan waktu dan biaya yang tinggi.
"Kursi roda adaptif ini, beda dengan yang lain, kursi roda adaptif ini bisa disetel lebih dulu dan melihat kondisi anak-anaknya, sehingga kecacatannya bisa disesuaikan," kata Siswanto.
Hingga saat ini, advokasi pemberian bantuan kursi roda adaptif khususnya di wilayah Banyumas telah dilakukan sebanyak enam gelombang dengan total bantuan yang tersalurkan sebanyak 95 unit termasuk 21 unit yang disalurkan pada hari Senin (6/2).