Pemkab Boyolali ajak masyarakat terapkan prokes selama liburan akhir tahun
Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Kesehatan setempat mengajak masyarakat ikut mencegah terjadinya lonjakan kasus COVID-19 pada masa liburan akhir tahun 2022 di wilayah itu.
Dinkes Boyolali telah melakukan berbagai upaya sosialisasi melalui pelayanan kesehatan seperti puskesmas, kemudian organisasi perangkat daerah (OPD) setempat, unit pelaksana terpadu (UPT) mengajak masyarakat ikut bersama mencegah terjadinya lonjakan kasus COVID-19 pada masa liburan akhir tahun ini, kata kepala Dinkes Boyolali dokter Puji Astuti, di Boyolali, Selasa.
Untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus COVID-19, kata Puji Astuti, masyarakat agar tetap menjaga protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga kebersihan, dan menjauhi kerumunan di tempat-tempat publik atau umum, karena kasus COVID-19 masih ada.
Masyarakat yang mudik pada masa liburan Natal dan Tahun Baru 2023, tentunya berkumpul bersama sanak keluarganya. Bahkan, mereka juga banyak yang berwisata di tempat-tempat objek wisata yang banyak dikunjungi orang.
Namun, pihaknya berharap masyarakat yang diberikan kelonggaran tersebut jangan meremehkan tetap menjaga kesehatan menggunakan masker, sering mencuci tangan atau jaga kebersihan, dan kalau bisa menjauhi kerumunan di tempat-tempat umum.
Hal ini, tentu akan membantu agar tidak terjadi penularan kasus COVID-19, meski orang yang terpapar sekarang gejalanya tidak separah pada awal-awal pandemi. Namun, masyarakat jangan meremehkan hal itu, tetapi disiplin prokes.
Dari hasil pantauan, kata dia, kesadaran masyarakat sudah cukup tinggi mereka di tempat-tempat umum masih menggunakan masker. Masyarakat kini sudah terbiasa menggunakan masker, jika mereka lupa merasa malu kemudian berusaha mencari masker.
"Kami juga meminta masyarakat yang belum melaksanakan vaksinasi penguat atau booster, segera mendaftarkan diri ke pelayanan kesehatan terdekat untuk melakukan vaksinasi," katanya.
Menurut dia, stok vaksin di Boyolali masih mencukupi sebanyak 1.200 dosis merek Pfizer yang tersebar puluhan puskesmas di 22 kecamatan. Pelayanan akan dilakukan baik dosis satu, dua, tiga, dan empat khusus manula.
Jumlah masyarakat yang sudah menerima vaksinasi dosis pertama di Boyolali, hingga Selasa (27/12), mencapai 868.233 sasaran atau sekitar 93,3 persen dari target 930.580 sasaran.
Masyarakat yang sudah menerima vaksin dosis kedua capai 804.838 sasaran atau sekitar 86,38 persen dan dosis ketiga atau booster capai 246.399 sasaran atau 33,38 persen. Vaksinasi dosis empat khusus tenaga kesehatan mencapai sebanyak 4.594 sasaran atau sekitar 74,02 persen.
Sementara itu, kasus COVID-19 yang masih aktif di Boyolali dalam sepekan ini, terus berkurang dibanding pekan sebelumnya. Kasus aktif COVID-19 sepekan ini, mencapai lima kasus yang terdiri dari dua pasien dirawat di rumah sakit dan tiga pasien menjalani isolasi mandiri. Sedangkan, pada sepekan sebelumnya mencapai 21 kasus terdiri dari 12 dirawat rumah sakit dan sembilan isolasi mandiri.
"Namun, Boyolali masuk zona risiko rendah dan diharapkan segera selesai dan nol kasus," katanya.
Baca juga: Ganjar pantau perayaan Natal di dua gereja
Dinkes Boyolali telah melakukan berbagai upaya sosialisasi melalui pelayanan kesehatan seperti puskesmas, kemudian organisasi perangkat daerah (OPD) setempat, unit pelaksana terpadu (UPT) mengajak masyarakat ikut bersama mencegah terjadinya lonjakan kasus COVID-19 pada masa liburan akhir tahun ini, kata kepala Dinkes Boyolali dokter Puji Astuti, di Boyolali, Selasa.
Untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus COVID-19, kata Puji Astuti, masyarakat agar tetap menjaga protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga kebersihan, dan menjauhi kerumunan di tempat-tempat publik atau umum, karena kasus COVID-19 masih ada.
Masyarakat yang mudik pada masa liburan Natal dan Tahun Baru 2023, tentunya berkumpul bersama sanak keluarganya. Bahkan, mereka juga banyak yang berwisata di tempat-tempat objek wisata yang banyak dikunjungi orang.
Namun, pihaknya berharap masyarakat yang diberikan kelonggaran tersebut jangan meremehkan tetap menjaga kesehatan menggunakan masker, sering mencuci tangan atau jaga kebersihan, dan kalau bisa menjauhi kerumunan di tempat-tempat umum.
Hal ini, tentu akan membantu agar tidak terjadi penularan kasus COVID-19, meski orang yang terpapar sekarang gejalanya tidak separah pada awal-awal pandemi. Namun, masyarakat jangan meremehkan hal itu, tetapi disiplin prokes.
Dari hasil pantauan, kata dia, kesadaran masyarakat sudah cukup tinggi mereka di tempat-tempat umum masih menggunakan masker. Masyarakat kini sudah terbiasa menggunakan masker, jika mereka lupa merasa malu kemudian berusaha mencari masker.
"Kami juga meminta masyarakat yang belum melaksanakan vaksinasi penguat atau booster, segera mendaftarkan diri ke pelayanan kesehatan terdekat untuk melakukan vaksinasi," katanya.
Menurut dia, stok vaksin di Boyolali masih mencukupi sebanyak 1.200 dosis merek Pfizer yang tersebar puluhan puskesmas di 22 kecamatan. Pelayanan akan dilakukan baik dosis satu, dua, tiga, dan empat khusus manula.
Jumlah masyarakat yang sudah menerima vaksinasi dosis pertama di Boyolali, hingga Selasa (27/12), mencapai 868.233 sasaran atau sekitar 93,3 persen dari target 930.580 sasaran.
Masyarakat yang sudah menerima vaksin dosis kedua capai 804.838 sasaran atau sekitar 86,38 persen dan dosis ketiga atau booster capai 246.399 sasaran atau 33,38 persen. Vaksinasi dosis empat khusus tenaga kesehatan mencapai sebanyak 4.594 sasaran atau sekitar 74,02 persen.
Sementara itu, kasus COVID-19 yang masih aktif di Boyolali dalam sepekan ini, terus berkurang dibanding pekan sebelumnya. Kasus aktif COVID-19 sepekan ini, mencapai lima kasus yang terdiri dari dua pasien dirawat di rumah sakit dan tiga pasien menjalani isolasi mandiri. Sedangkan, pada sepekan sebelumnya mencapai 21 kasus terdiri dari 12 dirawat rumah sakit dan sembilan isolasi mandiri.
"Namun, Boyolali masuk zona risiko rendah dan diharapkan segera selesai dan nol kasus," katanya.
Baca juga: Ganjar pantau perayaan Natal di dua gereja