Kompetisi Metaverse Ditjen Dikti, IT Telkom masuk 10 besar
Purwokerto (ANTARA) - Mahasiswa Institut Teknologi (IT) Telkom Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang tergabung dalam Tim Viregra masuk 10 besar Kompetisi Metaverse diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
"Kami melewati beberapa tahapan, mulai pengumpulan karya pada 16 Oktober yang dilanjutkan penjurian pada 17-19 Oktober hingga akhirnya dinyatakan lolos masuk 10 besar, sehingga kami mengikuti presentasi final di Yogyakarta pada 29-30 Oktober 2022," kata Ketua Tim Viregra Bernardus Tegar Hermawan di Purwokerto, Selasa.
Dalam kompetisi tersebut, Tim Viregra yang beranggotakan Rangga Cahyo Mukti Laksana, Sofyan Bagus Juniar, dan Muhammad Junaedi dengan dibimbing dosen Agi Prasetyadi membuat inovasi berupa gim simulasi pembelajaran anak tuna grahita.
Menurut dia, gim simulasi pembelajaran anak-anak dengan kemampuan intelektual dan kognitif yang berada di bawah rata-rata dibandingkan orang pada umumnya tersebut berbasis virtual reality (VR).
"Oleh karena itu, gim yang dapat membantu siswa-siswi tuna grahita dalam meningkatkan daya kognitif, keberanian, dan fokus dalam belajar itu kami beri nama Viregra yang merupakan kependekan dari Virtual Reality Grahita," jelasnya.
Menurut dia, kata Viregra merupakan serapan dari bahasa Sansekerta, yakni virendra yang berarti berani.
Dengan pemberian nama Viregra, kata dia, setelah anak-anak berkebutuhan khusus memainkan gim tersebut diharapkan menjadi lebih berani dan tidak malu dalam belajar serta berkehidupan sosial.
Disinggung mengenai motivasi ikut Kompetisi Metaverse, mahasiswa yang akrab disapa Ben itu mengatakan bersama rekan-rekannya ingin mengenalkan produk inovasi ciptaan mahasiswa IT Telkom Purwokerto kepada masyarakat luas.
"Ingin mengenalkan produk inovasi mahasiswa utamanya ya, sekaligus cari pengalaman buat mengembangkan produk selanjutnya," tegasnya.
Menurut dia, banyak pembelajaran yang bisa diambil dari keikutsertaan Tim Viregra dalam Kompetisi Metaverse yang diselenggarakan Ditjen Dikti Kemendikbud Ristek.
Selain itu, mereka juga mendapatkan satu unit komputer jinjing dan materi seminar yang bermanfaat.
"Semoga bisa mengembangkan produk lebih bagus lagi," kata Ben.
"Kami melewati beberapa tahapan, mulai pengumpulan karya pada 16 Oktober yang dilanjutkan penjurian pada 17-19 Oktober hingga akhirnya dinyatakan lolos masuk 10 besar, sehingga kami mengikuti presentasi final di Yogyakarta pada 29-30 Oktober 2022," kata Ketua Tim Viregra Bernardus Tegar Hermawan di Purwokerto, Selasa.
Dalam kompetisi tersebut, Tim Viregra yang beranggotakan Rangga Cahyo Mukti Laksana, Sofyan Bagus Juniar, dan Muhammad Junaedi dengan dibimbing dosen Agi Prasetyadi membuat inovasi berupa gim simulasi pembelajaran anak tuna grahita.
Menurut dia, gim simulasi pembelajaran anak-anak dengan kemampuan intelektual dan kognitif yang berada di bawah rata-rata dibandingkan orang pada umumnya tersebut berbasis virtual reality (VR).
"Oleh karena itu, gim yang dapat membantu siswa-siswi tuna grahita dalam meningkatkan daya kognitif, keberanian, dan fokus dalam belajar itu kami beri nama Viregra yang merupakan kependekan dari Virtual Reality Grahita," jelasnya.
Menurut dia, kata Viregra merupakan serapan dari bahasa Sansekerta, yakni virendra yang berarti berani.
Dengan pemberian nama Viregra, kata dia, setelah anak-anak berkebutuhan khusus memainkan gim tersebut diharapkan menjadi lebih berani dan tidak malu dalam belajar serta berkehidupan sosial.
Disinggung mengenai motivasi ikut Kompetisi Metaverse, mahasiswa yang akrab disapa Ben itu mengatakan bersama rekan-rekannya ingin mengenalkan produk inovasi ciptaan mahasiswa IT Telkom Purwokerto kepada masyarakat luas.
"Ingin mengenalkan produk inovasi mahasiswa utamanya ya, sekaligus cari pengalaman buat mengembangkan produk selanjutnya," tegasnya.
Menurut dia, banyak pembelajaran yang bisa diambil dari keikutsertaan Tim Viregra dalam Kompetisi Metaverse yang diselenggarakan Ditjen Dikti Kemendikbud Ristek.
Selain itu, mereka juga mendapatkan satu unit komputer jinjing dan materi seminar yang bermanfaat.
"Semoga bisa mengembangkan produk lebih bagus lagi," kata Ben.