Semarang (ANTARA) -
Transaksi melalui fitur pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang tersedia di BRImo di Jawa Tengah mencapai Rp55 miliar per bulan.
Regional CEO BRI Kanwil Semarang Handaru Sakti di sela Pesta Rakyat Simpedes (PRS) di Stadion Diponegoro, Semarang, Jumat (19/8) petang, mengatakan bahwa BRI berusaha mengakuisisi 421 pasar dari 1.552 pasar yang ada di Jateng.
"Kami punya 421 unit BRI di wilayah Jateng. Sistem transaksi di pasar berusaha kami edukasi dengan QRIS, hingga kini terdapat sekitar 130 ribu nasabah yang memasang QRIS," katanya.
Menurut dia, program pembayaran QRIS yang digalakkan Bank Indonesia bertujuan meningkatkan efisiensi transaksi, kecepatan, dan faktor keamanan.
"Tidak akan terjadi transaksi menggunakan uang palsu maupun uang kumal karena serba digital. Nilai nominal pembayaran QRIS terus berproses. Tercatat, saat ini 35-40 persen telah bertransaksi yang angkanya menembus Rp53 miliar hingga Rp55 miliar per bulan. Dirinya berharap akhir tahun ini target 100 persen bisa tercapai," ujarnya.
Ia menambahkan, BRI terus melakukan transformasi dengan menyediakan fitur pembayaran scan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang lengkap baik dari sisi nasabah maupun mitra merchant.
Fitur itu hadir dalam dua cara, yaitu yang pertama, pengguna menunjukkan QRIS pada merchant dan merchant yang akan melakukan pemindaian atau biasa disebut metode customer presented mode (CPM), dalam aplikasi BRImo.
Baca juga: Tingkatkan literasi masyarakat, BRI Pesta Rakyat Simpedes 2022 hadir di Semarang
Metode ini juga didukung dengan fitur QR Pedagang sehingga mitra merchant dapat melakukan pemindaian QRIS secara langsung tanpa perlu tambahan device.
Kemudian cara kedua dilakukan sebaliknya yaitu pengguna melakukan pemindaian QRIS yang ada pada merchant atau disebut metode merchant presented mode (MPM).
Handaru menambahkan, BRI Pesta Rakyat Simpedes di Jateng digelar di Semarang, kemudian Pati, dan Kota Tegal. Melalui ajang ini sekitar 200 lebih UMKM baik binaan BRI maupun binaan stakeholder lainnya berpartisipasi tanpa dipungut biaya.
"Kami ingin para pelaku UMKM kembali bangkit setelah dua tahun lebih terpuruk karena dilanda pandemi COVID-19," katanya.
Dengan mengusung tagline "Pede Memimpin Perubahan", melalui ajang PRS diharapkan para pelaku UMKM lebih pede untuk terus berinovasi terhadap produknya.
"Tujuan selanjutnya, kami ingin para pelaku UMKM tak hanya menguasai pasar lokal, tapi juga mampu menembus pasar nasional hingga internasional dan mampu bersaing," ujarnya.
Rangkaian agenda dilanjutkan ke acara puncak Pesta Rakyat Simpedes yang akan diselenggarakan pada 19-21 Agustus 2022 di Lapangan Stadion Diponegoro, Kota Semarang, yang menyediakan berbagai edukasi seputar bisnis dan UMKM dikemas dalam bentuk kelas UMKM, workshop dan talkshow interaktif.
