Purwokerto (ANTARA) - Dokter spesialis paru dr. Wisuda Moniqa Silviyana, Sp.P mengatakan bulan Ramadhan merupakan momentum yang tepat bagi seorang perokok untuk belajar berhenti merokok.
"Momen puasa Ramadhan ini sangat efektif jika dipergunakan sebagai kesempatan untuk belajar berhenti merokok," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin.
Terkait hal tersebut, tambahnya, tekad yang kuat serta keinginan untuk menghentikan kebiasaan merokok juga diperlukan.
"Karena jika di dalam diri seorang perokok belum ada keinginan berhenti tentu saja akan sulit tercapai kondisi berhenti merokok tersebut," katanya.
Dokter yang praktik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto itu menjelaskan bahwa ketika seseorang berpuasa maka selain menahan haus dan lapar juga otomatis tidak merokok.
"Seorang perokok yang sedang puasa mau tidak mau akan stop merokok saat berpuasa. Ini menyebabkan berkurangnya kebiasaan merokok sehingga berdampak pula kepada kesehatan paru perokok," katanya.
Kondisi tersebut, kata dia, perlu dipertahankan bukan hanya saat bulan Ramadhan namun juga sepanjang tahun dan secara jangka panjang.
"Dengan belajar tidak merokok saat berpuasa diharapkan akan jadi kebiasaan yang bisa dipertahankan untuk jangka panjang, hal ini sangat penting demi menjaga kesehatan paru-paru," katanya.
Sementara itu, dokter Moniqa juga mengingatkan mengenai pentingnya meningkatkan imunitas dan mencegah terinfeksi COVID-19 selama bulan Ramadhan.
"Salah satu caranya adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang saat sahur dan berbuka. Perhatikan komposisi karbohidrat, protein, dan serat dalam porsi makan saat sahur dan berbuka," katanya.
Selain itu, dia menambahkan masyarakat juga perlu menghindari makanan yang banyak lemak dan terlalu manis karena bisa menyebabkan rasa cepat lapar dan kadar gula yang tidak stabil dalam darah.
"Jaga kecukupan cairan tubuh, jangan lewatkan waktu makan sahur dan tetap beraktivitas atau olah raga ringan agar metabolisme tubuh tetap terjaga baik, atur pola istirahat yang cukup," katanya.
Yang juga tidak kalah penting, tambahnya, adalah tetap melakukan protokol kesehatan guna mencegah penularan infeksi dan sudah menjalani vaksin lengkap.
Berita Terkait
Dokter THT sukses jalani operasi katarak dengan JKN
Kamis, 5 Desember 2024 17:45 Wib
Pemerintah lengkapi dokter ahli di Emirates Indonesia Cardiology Hospital Solo
Sabtu, 23 November 2024 17:50 Wib
Polisi gandeng dokter RSCM untuk usut kasus aborsi anak Nikita Mirzani
Selasa, 22 Oktober 2024 16:51 Wib
Dokter sebut osteoporosis perlu dicegah sejak dini
Sabtu, 19 Oktober 2024 15:37 Wib
PPDS Anestesi Undip segera dibuka kembali
Kamis, 10 Oktober 2024 22:55 Wib
IDAI minta pemerintah perhatikan gizi dua tahun pertama kehidupan bayi
Senin, 30 September 2024 20:43 Wib
IDAI imbau satu dokter anak ampu dua puskesmas
Senin, 30 September 2024 20:16 Wib
Investigasi perundungan mahasiswi PPDS Undip, Kemenkes-RSUP dr Kariadi ikut bertanggung jawab
Minggu, 8 September 2024 16:31 Wib