Pemerintah Singapura mengundang khusus Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menghadiri World Cities Summit 2022.
Undangan khusus diserahkan Menteri Pembangunan Nasional Singapura Desmond Lee kepada Ganjar Pranowo di rumah dinas Gubernur Jateng di Semarang, Rabu.
"Kami mengundang pak gubernur untuk datang ke Singapura dan berbicara tentang kepemimpinan dan tantangan perubahan," kata Desmond, usai bertemu Ganjar.
Pada World Cities Summit 2022, kata Desmond, pemimpin yang diundang dalam acara tersebut adalah man of action.
Menurut dia, Ganjar merupakan salah satu pemimpin yang nyata dalam aksinya, terutama ketika menghadapi perubahan di masa pandemi COVID-19.
"Perubahan ini kemudian juga mereka yang tahu, bagaimana tantangannya, sehingga bisa membahas dan juga bisa menyelesaikan tentang perubahan iklim dan tantangan selama masa pandemi," ujarnya.
Dirinya berharap Ganjar bisa hadir pada acara yang akan digelar pada Juli 2022 di Singapura agar bisa membagikan pengalaman kepemimpinan yang membawa banyak perubahan untuk Provinsi Jawa Tengah.
"Kemudian juga para leader ini bersama-sama akan berbicara dan juga menyelesaikan permasalahan satu sama lain yang bisa satu sama lain," katanya.
Desmond mengapresiasi Ganjar terkait pengembangan Kendal Industrial Park, terutama keberadaan sekolah vokasi dan Politeknik Industri Furniture dan Pengolahan Kayu.
"Jadi dari pabrik yang ingin merekrut dan juga perekrutnya, difasilitasi sehingga Gubernur Pak Ganjar bisa bersama-sama membuat suatu ekosistem yang dapat menguntungkan rakyat," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyambut baik kedatangan Menteri Pembangunan Nasional Singapura Desmond Lee dan berharap bisa hadir pada World Cities Summit 2022 serta turut menyumbangkan pikiran.
"Mudah-mudahan Juli kita bisa ketemu bincang pengalaman dari kami untuk menyelesaikan persoalan dunia dan menghadapi masalah bersama, terutama bagaimana membangun kolaborasi kesejahteraan bersama sehingga problem global bisa diantisipasi," katanya.
Selain itu, pemimpin harus ketemu untuk membentuk konsensus baru, bagaimana perubahan iklim yang harus disikapi sehingga industri pencemar bisa dikurangi, dan transformasi industri ramah lingkungan serta menyiapkan sumber daya manusia.