Petenis Australia yang akan mempertahankan posisi kokohnya pada peringkat satu menjelang dimulainya US Open 30 Agustus mendatang itu mengendalikan laga dan tidak pernah benar-benar terancam oleh lawannya itu.
Teichmann yang berperingkat 76, mencapai final setelah mengalahkan tiga pemain 12 teratas termasuk juara Grand Slam empat kali Naomi Osaka, unggulan keempat Karolina Pliskova dan peraih medali emas Olimpiade 2020 Belinda Bencic dari Swiss.
Tapi dia tidak bisa menandangi Barty sang juara Wimbledon yang memperpanjang rekor kemenangannya dalam WTA Tour musim ini menjadi 40 laga.
Baca juga: Unggulan teratas Barty belum terhentikan di Cincinnati
Baca juga: Barty ingin segera pupus kegagalan dalam Olimpiade
Barty memperagakan pertandingan yang nyaris sempurna melawan petenis yang pertama kali menjadi finalis Master itu dengan hanya sekali kehilangan servis saat memegang servis untuk memastikan kemenangan.
Unggulan teratas ini dengan cepat melaju dan mematahkan perlawanan Teichmann dalam tempo 71 menit.
Barty yang tak kehilangan satu set pun sepanjang pekan turnamen ini mengaku tidak menyangka perjalanannya menuju gelar begitu mulus setelah dia hanya bermain tenis dalam ajang Olimpiade sejak terakhir bermain di Wimbledon.
"Saya kira bisa melewati dan memainkan pekan yang sungguh bersih dan pulang membawa gelar mungkin bukan yang saya sendiri harapkan," kata dia seperti dikutip AFP.
Dalam laga ini dia melepaskan delapan ace dan lima kali mematahkan servis Teichmann serta hanya menghadapi dua break point.
Juara Grand Slam dua kali itu akan mengawali Senin ini sebagai petenis nomor satu dunia pada pekan ke-83 berturut-turut.
Kemenangan dalam final tunggal ke-19 selama kariernya ini membuat Barty meraih trofi ke-13, termasuk tujuh dari delapan penampilan final terakhirnya.
Baca juga: Osaka merasa "tidak bersyukur" sebagai bintang tenis
Baca juga: Dominic Thiem bakal lewatkan turnamen sisa musim 2021 karena cedera