Semarang (ANTARA) -
"Pertama yang dibolehkan adalah uji coba, dan ketika uji coba itu dilakukan harus dilaporkan kepada kita. Kenapa ini penting? agar kita bisa melakukan kontrol," katanya di Semarang, Minggu.
Hal tersebut disampaikan Ganjar menanggapi adanya sekolah di daerah yang nekat menggelar PTM meskipun masih pandemi COVID-19.
Baca juga: Terkait PTM, Gibran minta SMK Batik 2 Surakarta bersabar
Menurut Ganjar, persyaratan semacam ini menjadi keharusan dalam situasi pandemi agar bisa diambil tindakan cepat jika terjadi sesuatu.
"Seandainya terjadi sesuatu, maka kita bisa menyikapi itu dengan cepat. Dan itu sudah ada kok ketentuannya, bagaimana peralatan, bagaimana cara mengajar, berapa rasio siswa dan sebagainya,” ujarnya.
Orang nomor satu di Jateng itu berharap kabupaten/kota yang ingin melakukan PTM harus melakukan uji coba terlebih dulu sebab pertimbangan epidemiologis untuk menentukan sekolah mana yang bisa menggelar uji coba PTM juga penting.
"Harapan saya, kalau ada kabupaten/kota ingin melakukan uji coba tatap muka sebaiknya diambil sampel-sampel dulu. Pertimbangkan data epidemologis sehingga di area-area sekitar itu adalah area yang relatif aman karena ini anak-anak kita. Jangan sampai nanti kita salah melangkah kemudian mereka tertular, itu yang dihindari," katanya.
Ganjar mengaku tidak ragu menjatuhkan sanksi tegas berupa penutupan kepada pihak sekolah di bawah kewenangan Pemprov Jateng yang nekat menggelar PTM.
"Gak boleh, apalagi kalau SMK dengan kewenangan kita dan biasanya mereka tidak izin, jangan melakukan dulu kalau tidak kita tutup nanti. Kita minta untuk pulang semuanya," tegas Ganjar.
Baca juga: Kota Semarang segara gelar kembali PTM
Baca juga: 97 persen guru dan tenaga kependidikan di Temanggung sudah disuntik vaksin