Solo (ANTARA) - Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta terus berupaya mengkampanyekan program adopsi satwa khususnya di masa pandemi COVID-19 untuk meningkatkan kesejahteraan binatang yang ada di lembaga konservasi tersebut.
"Program orang tua asuh satwa ini sudah kami 'launching' (luncurkan) sejak tahun 2016 dan sampai sekarang masih berjalan," kata Direktur Utama TSTJ Surakarta Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso di Solo, Kamis.
Bahkan, untuk peluncuran adopsi satwa khususnya di masa pandemi COVID-19 sebetulnya akan dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 2021, namun karena adanya pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat akhirnya harus dilakukan penundaan.
"Namun sampai sekarang kami masih terus mengkampanyekan program adopsi satwa ini," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini sudah ada dua pihak yang mengikuti program adopsi satwa, yakni dari PT Djerapah Megah Plasindo yang menjadi orang tua asuh harimau dan Rio Haryanto dari PT Solo Murni yang menjadi orang tua asuh orangutan.
"Untuk PT Djerapah sendiri akan membantu pakan harimau selama satu tahun ke depan, untuk sistem pembayarannya sebulan sekali bayar pakan satwa. Sedangkan untuk Rio Haryanto juga membantu pakan orangutan selama satu tahun. Angka-angkanya sudah ada dalam MoU (nota kesepahaman)," katanya.
Selanjutnya, dikatakannya, yang saat ini masih dalam proses kesepakatan adalah perusahaan Sido Muncul yang berencana menjadi orang tua asuh Gajah.
Sementara itu, dikatakannya, untuk program adopsi satwa sendiri berlaku untuk seluruh koleksi binatang yang ada di TSTJ Surakarta.
"Kami kampanyekan seluruh satwa untuk diadopsi, tugas dari orang tua asuh sendiri adalah memberikan pakan satwa selama satu tahun atau sesuai dengan kesepakatan," katanya.
Baca juga: Taman Satwa Taru Jurug Solo tetap beroperasi selama PPKM darurat