Solo (ANTARA) - Pengusaha muda Indonesia Anindya Bakrie mengajak Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka membahas pengembangan kendaraan berbasis listrik dengan mengoptimalkan pendidikan vokasi di tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK).
"Tadi kami bercakap-cakap mengenai banyak hal, yang paling menarik mengenai SMK. Bagaimana pak Wali punya niat untuk membesarkan SMK atau sekolah vokasi untuk bisa jadi percontohan bagi kota yang lain," katanya saat mengunjungi Gibran di Balai Kota Surakarta, Jumat.
Ia mengatakan salah satu ide yang disampaikan adalah bagaimana SMK di Kota Solo bisa menjadi pusat kompetensi untuk kendaraan listrik mengingat sektor usaha ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kuat.
"Kadin percaya semua itu. Ke depan kami melihat bukan hanya dari sisi SMK tetapi industri juga bisa dibuat di Solo dan sekitarnya. Walaupun tidak tepat di Solo, sejak Presiden Jokowi sudah ada Esemka, ini contoh cikal bakal bahwa Solo jadi pioneer," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Pemberdayaan Daerah itu.
Ia mengatakan SMK dianggap memiliki potensi besar untuk mengembangkan pendidikan vokasi karena bukan hanya menyediakan gedung tetapi juga ketersediaan modul pembelajaran.
"Sudah ada badan sertifikasi nasional yang merestui. Ini juga bisa jadi 'link and match', hasil-hasil (lulusan) dari SMK dapat kerjaan dengan industri 'electric vehicle' atau kendaraan berlistrik. Apalagi kalau Solo dan sekitarnya bisa mempunyai industrinya sendiri," katanya.
Ia mengatakan rencana pengembangan pendidikan vokasi tingkat SMK ini akan didetailkan dalam waktu dekat.
"Di sini juga ada Sinarmas, Astra, karena di masa COVID-19 ini kolaborasi penting. Harapannya bisa membantu Indonesia bangkit kembali. Dengan izin mas wali agar kami bisa sesegera mungkin mendetailkan. Pada prinsipnya di era COVID-19 kami memilih untuk optimistis walaupun kami tahu di daerah sangat sulit," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Gibran mengatakan saat ini masih ada beberapa SMK di Solo dengan peralatan lama sehingga harus diperbarui untuk bisa memenuhi kebutuhan zaman.
"Yang sangat jadul alat-alatnya, kan harus diperbarui. Mengenai 'electric vehicle', masa depan ada di situ. Kami ingin SMK bukan sebagai pencetak pengangguran tetapi anak-anak juga bisa kerja, jadi enterpreneur," katanya.
Ia berharap Kadin bisa berkontribusi lebih banyak pada pemulihan ekonomi pascapandemi.
"Harus ada 'link and match' antara sekolah dan industri. Saya yakin Mas Anin bisa bawa perubahan di SMA dan SMK di Solo. Mengenai pemulihan ekonomi pascapandemi, itu juga tugas Kadin, makanya Kadin juga harus bisa merangkul sebagai mentor untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi," katanya.