Temanggung (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengoptimalkan petugas pengamatan drainase atau siskamling drainase untuk menyikapi genangan air yang terjadi akhir-akhir ini, terutama saat hujan lebat.
Kepala DPUPR Kabupaten Temanggung Hendra Sumaryana di Temanggung, Senin, mengatakan bahwa petugas tersebut akan memastikan saluran drainase bekerja secara optimal dan bebas dari sumbatan sampah.
"Petugas bisa mengambil langkah-langkah preventif jika itu diperlukan dan melaporkan kepada jenjang atasnya untuk pengambilan langkah-langkah preventif selanjutnya, termasuk dalam hal ini adalah petugas penjaga pintu-pintu air yang memastikan saluran air berjalan sesuai fungsinya masing-masing," katanya.
Terkait dengan terjadinya genangan air di sekitar Jembatan Progo, dia menyampaikan luapan air disebabkan derasnya aliran berasal dari Jalan Suwandi Suwardi dan irigasi sekitar.
Ia mengatakan bahwa kebetulan daerah sekitar Jembatan Progo lama tersebut merupakan daerah cekungan.
Baca juga: Pemkab Batang anggarkan Rp6,7 miliar untuk penataan saluran drainase
"Dari kampung samping dan sisi barat airnya menuju cekungan Jembatan Progo, karena volume airnya banyak maka 'floordrain' yang ada di Jembatan Progo tidak bisa menampung sehingga terjadi genangan," katanya.
Genangan air di sekitar Jembatan Progo tersebut, terjadi pada Minggu (4/4) sore, mengakibatkan kemacetan lalu lintas dan kerusakan jalan. Namun, saat ini jalan yang rusak sudah ditangani oleh tim satker jalan nasional.
Ia menyampaikan bahwa talud longsor yang sempat viral, sebenarnya bukan talud jembatan, tetapi talud milik warga sekitar jembatan, sehingga posisi jembatan aman dan dipastikan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
"Sebagai langkah preventif, kami sudah berkomunikasi dengan tim satker untuk pembersihan 'floordrain' Jembatan Progo tersebut sehingga pada saat ada genangan bisa lebih lancar lagi," katanya.
Bupati Temanggung M. Al Khadziq mengatakan curah hujan yang cukup tinggi beberapa waktu terakhir menyebabkan terjadi luapan air di beberapa lokasi di kabupaten itu.
Selain karena curah hujan yang tinggi menyebabkan terjadi luapan air di wilayah Temanggung, katanya, juga karena air hujan yang mengalir ke bawah membawa gumpalan-gumpalan sampah.
Ia menuturkan gumpalan-gumpalan sampah tersebut kemudian menutup saluran air sehingga air meluap ke mana-mana, akibatnya beberapa wilayah terjadi banjir.
Baca juga: Pekalongan lakukan normalisasi sungai antisipasi banjir
"Air hujan yang turun membawa gumpalan sampah tersebut menyumbat saluran air sehingga air meluap dan menggenangi perumahan penduduk," katanya.
Saluran-saluran air di permukiman dan tepi jalan di Kabupaten Temanggung, katanya, semuanya sudah memenuhi kriteria standar teknis yang dipersyaratkan, yaitu lebar antara 0,5 sampai dengan satu meter.
"Tetapi karena tertutup oleh sampah dan juga disebabkan karena curah hujan yang sangat tinggi maka air meluap," katanya.