Solo (ANTARA) - Pembangunan Terowongan Suro Noto Sari yang berada di Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo menelan anggaran sebesar Rp5,6 miliar.
"Untuk pembangunan terowongan ini dilaksanakan hingga dua tahap karena keterbatasan anggaran sehingga memang terpaksa dilaksanakan (sebanyak dua tahap)," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Surakarta Endah Sitaresmi Suryandari di sela peresmian Terowongan Suro Noto Sari di Solo, Senin.
Ia mengatakan untuk pembangunan tahap pertama memakan anggaran sebesar Rp4,450 miliar dan selesai pada tanggal 2 November. Selanjutnya, untuk tahap kedua menggunakan anggaran sebesar Rp1,230 miliar.
"Untuk pembangunan tahap dua ini berupa pagar dan pengaspalan jalan. Proses pembangunan selesai tanggal 18 Desember," katanya.
Ia mengatakan terowongan yang digunakan untuk dua lajur tersebut memiliki panjang 12,4 meter, lebar 5 meter, dan tinggi 2,8 meter. Terowongan ini menyambungkan dua kampung, yaitu Kampung Suronalan dan Totosari.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo meminta masyarakat sekitar untuk ikut menjaga fasilitas yang ada di terowongan tersebut.
"Lampunya jangan di'teteli' (dicopoti). Ini untuk kepentingan umum, masa' dipasangi lampu baru dua hari ilang, supaya semua bisa menikmati fasilitasnya," katanya.
Sementara itu, bersamaan dengan peresmian tersebut warga mulai bisa melewati terowongan yang berada di bawah rel kereta api jalur Solo-Yogyakarta. Rudy juga berpesan kepada masyarakat bahwa kendaraan yang boleh melewati terowongan tersebut khusus roda dua.
"Roda tiga juga tidak boleh, ini khusus roda dua," katanya.