Makassar (ANTARA) - Ketua Kesatuan Tour Travel Umrah dan Haji (Kesthuri) Provinsi Sulawesi Selatan Usman Jasad menyebutkan bahwa Indonesia mendapat kuota umrah 1.000 orang per hari dari Pemerintah Arab Saudi.
"Tidak ada kuota khusus Sulsel dari pemerintah pusat karena itu kan kuota nasional. Tentunya Pemerintah Arab Saudi siapkan kuota 1.000 orang dari Indonesia untuk melaksanakan ibadah umrah," katanya usai pertemuan terkait biaya umrah di masa new normal bersama Wakil Gubernur Sulsel dan Kanwil Kemenag Sulsel di Kantor Gubernur Sulsel Makassar, Senin.
Kesthuri Sulsel mencatat terdapat 32.494 orang calon jamaah umrah yang tertunda pemberangkatannya akibat COVID-19. Namun pada pelaksanaan umrah di masa new normal, mereka akan menjadi prioritas untuk diberangkatkan.
Hanya saja, Usman Jasad mengungkapkan bahwa kebanyakan calon jamaah umrah yang telah ditanyai terkait pemberangkatan umrah di masa new normal menginginkan pelaksanaan ibadah umrah dilakukan setelah adanya vaksin COVID-19.
"Rata-rata jamaah setelah kami tanya-tanya mereka banyak yang bilang tunggu vaksin saja lalu berangkat, karena memang situasinya saat ini masih tahap awal sehingga ketentuan pemberangkatan agak mengalami perubahan dibanding sebelumnya," ujar dia.
Beberapa persyaratan pemberangkatan umrah seperti calon jamaah harus dilengkapi dokumen kesehatan COVID-19, seperti telah tes PCR terlebih dahulu, hanya diperuntukkan bagi jamaah yang tidak memiliki penyakit penyerta yang berpotensi terinfeksi virus corona, serta jamaah berusia antara 18-50 tahun.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Drs Khaeroni menyampaikan terkait ibadah umrah, Kementerian Agama ingin memberikan perlindungan secara penuh kepada umat Islam yang mengikuti ibadah selama pandemi COVID-19.
"Jadi Kementerian Agama ingin memastikan pelaksanaan umrah berjalan dengan baik. Kita belum bisa memastikan secara konsep pemberangkatan perdana berapa banyak," katanya.
Kesthuri Sulsel yang telah mencoba memberangkatkan jamaah sebanyak 17 orang saat ini akan dijadikan sebagai referensi untuk pemberangkatan umrah di Sulsel.
"Sekarang ada 17 orang yang sedang melaksanakan ibadah umrah dari Sulsel dan ini akan menjadi informasi yang baik bagi kami untuk melaksanakan layanan ibadah umrah berikutnya," ungkap Khaeroni.
Selain itu, Amphuri Sulawesi Selatan telah memberikan penjelasan dari jamaah yang disiapkan sebanyak 20 orang dan beberapa tidak bisa berangkat karena hasil tes swabnya terlambat.
Belum lagi, lanjut dia, ada sekitar 80 orang yang sisanya mengalami keterlambatan, jadi hal-hal semacam ini menjadi pembelajaran yang berharga bagi Kemenag Sulsel dan seluruh pihak untuk memberikan layanan terbaik bagi jamaah.