Semarang (ANTARA) - Skema perumahan berbasis komunitas sangat relevan dilaksanakan pada masa pandemi COVID-19 karena lingkungan terbangun secara lebih tertata dengan jarak antarbangunan dan luas rumah yang memadai, kata pakar perumahan dari Universitas Diponegoro Asnawi Manaf.
Anggota Majelis Wali Amanat (MWA) Undip Dr. Ing. Asnawi Manaf, S.T. di Semarang, Jawa Tengah, Jumat, mengatakan bahwa penerapan skema tersebut secara masif juga akan membangkitkan kembali gairah kehidupan ekonomi pada saat ancaman krisis ekonomi yang sedang menghantui bangsa ini.
Menurut Asnawi, skema ini mengubah bisnis model dari model konvensional yang selama ini diterapkan dengan prinsip "menjual" rumah menjadi "membangun" rumah.
"Kita lihat di dalam tradisi membangun rumah keluarga berpenghasilan rendah yang selama ini mereka terapkan secara swadaya dan individual," kata lulusan doktor Universitas Kassel Jerman ini.
Dengan skema membangun rumah berbasis komunitas ini, lanjut dia, keswadayaan yang semula individual diorganisasi sehingga masyarakat bisa membangun rumah secara lebih terencana di dalam suatu lingkungan yang lebih tertata.
Melalui skema ini, menurut Asnawi, tidak hanya memberikan peluang bagi keluarga kurang mampu untuk mewujudkan rumah impiannya, tetapi juga dapat mengurangi dampak dari munculnya lingkungan-lingkungan kumuh (padat tidak tertata) seperti yang terjadi di kota-kota Indonesia selama ini.
Mengingat begitu besar tantangan pemenuhan kebutuhan perumahan bagi kalangan keluarga dengan pendapatan di bawah Rp6 juta, ditambah lagi dengan situasi pandemi yang sangat berat saat ini, Undip menawarkan suatu gagasan inovatif dan menginisiasi pelaksanaannya dalam bentuk pilot proyek di Desa Branjang, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Untuk mewujudkan hal itu, kata Asnawi yang pernah sebagai Wakil Dekan Fakultas Teknik Undip, Inclusive Housing and Urban Development Research Center (IHUDRC), salah satu pusat riset teknologi Fakultas Teknik Undip yang dipimpinnya ini, bekerja sama dengan Kementerian PUPR dan Kementerian ATR/BPN serta Bank Jateng.
"Gagasan tersebut adalah skema perumahan berbasis komunitas dengan dukungan program BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan) Swadaya," kata Asnawi selaku inisiator.
Ia berharap proyek ini dapat berjalan dengan baik dan menjadi contoh untuk diterapkan di berbagai daerah lain di Indonesia. Melalui skema ini masyarakat dapat memiliki rumah di dalam suatu lingkungan yang aman, sehat, dan nyaman seharga Rp130 juta saja.
"Bahkan, harga ini pun akan mendapatkan program BP2BT hingga Rp40 juta sehingga untuk cicilan rumah subsidi yang biasanya sekitar Rp1,1juta, mereka cukup mencicil sebesar Rp800 ribuan saja per bulan," kata Asnawi.
Berita Terkait
Jadi tuan rumah Simposium FSTPT, USM adakan "FSTPT Award"
Minggu, 3 November 2024 9:38 Wib
USM sukses jadi tuan rumah Konferensi Internaisonal ICO Secure 2024
Jumat, 1 November 2024 11:10 Wib
UMKM binaan Semen Gresik sukses olah daun jadi fesyen bernilai tinggi
Kamis, 31 Oktober 2024 19:34 Wib
Himperra Jateng siap sambut program tiga juta rumah
Selasa, 29 Oktober 2024 13:23 Wib
BCA Life berikan literasi keuangan di puncak BIK 2024
Senin, 28 Oktober 2024 16:18 Wib
BPJS Ketenagakerjaan Kudus permudah pekerja miliki rumah
Minggu, 27 Oktober 2024 14:30 Wib
1.500 siswa SMP di Kudus ikuti lomba MAPSI tingkat Jateng
Jumat, 25 Oktober 2024 20:32 Wib
Pekalongan wajibkan industri rumah tangga pangan terapkan CPPOB
Kamis, 24 Oktober 2024 22:24 Wib