Jakarta (ANTARA) - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta masyarakat untuk tidak menganggap enteng masalah COVID-19.
"Jangan anggap enteng COVID-19, sekali lagi jangan anggap enteng COVID-19. Belum ada satu pun ahli di dunia ini yang betul-betul bisa menjabarkan dan menjelaskan COVID-19 secara detail seperti penyakit-penyakit yang lain yang sudah sangat banyak dikenal dan dikuasai oleh para pakar," kata dia dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik, secara nasional masih ada 17 persen warga negara Indonesia yang merasa yakin dan sangat tidak yakin atau sangat tidak mungkin akan terpapar COVID-19. Angka 17 persen itu mewakili 44,9 juta penduduk Indonesia.
Doni menuturkan COVID-19 mengancam nyawa 24 jam dalam sehari. Oleh karena itu, setiap orang harus tetap waspada dan disiplin melakukan protokol kesehatan untuk mencegah penularan dan penyebaran COVID-19.
"COVID-19 ini nyata, ini bukanlah rekayasa, COVID-19 ini bukanlah konspirasi. Korban jiwa di tingkat global telah mencapai lebih dari satu juta orang dan yang terpapar COVID-19 lebih dari 35 juta orang, di Tanah Air kita pun angkanya sangat besar sudah lebih dari 300 ribu orang yang terpapar COVID-19 dan yang wafat yang meninggal sudah lebih dari 11.000 orang, termasuk para dokter yang gugur dalam melakukan tugasnya," tutur Doni.
Untuk mencegah dan mengendalikan COVID-19, ia menuturkan disiplin dan patuh protokol kesehatan adalah harga mati dan hal yang tidak bisa ditawar-tawar.
Dia mengajak seluruh komponen masyarakat tetap patuh dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan karena obat COVID-19 masih belum ada dan vaksin masih dalam proses.
Bahkan, sampai vaksin benar-benar disuntikkan ke seluruh masyarakat, maka protokol kesehatan harus tetap dilakukan secara disiplin.
"Obat belum ada, vaksin masih dalam proses, disiplin adalah kunci utama kita untuk bisa selamat. Kita disiplin saja belum tentu kita berhasil terhindar dari COVID-19 karena COVID-19 ini menyerang kita selama 24 jam tanpa henti kita lalai sedikit saja bisa kita terpapar," ujarnya.
Berita Terkait
Pemerintah Jepang dituntut warganya terkait efek samping vaksin COVID
Kamis, 18 April 2024 8:50 Wib
Peneliti vokasi Undip ungkap obat herbal untuk COVID-19
Kamis, 28 Desember 2023 8:21 Wib
Kasus COVID-19 ditemukan di Batang, pemkab imbau warga terapkan protokol kesehatan
Minggu, 24 Desember 2023 14:44 Wib
Agar liburan Natal aman dari COVID-19, ingat vaksin hingga masker
Minggu, 24 Desember 2023 8:41 Wib
Wali Kota Semarang minta perketat pengawasan di bandara dan pelabuhan
Jumat, 22 Desember 2023 8:00 Wib
KAI Purwokerto imbau penumpang tetap jalankan protokol kesehatan
Kamis, 21 Desember 2023 13:43 Wib
Penularan COVID-19 di Jateng masih terkendali
Kamis, 21 Desember 2023 5:57 Wib
Penularan COVID-19 di Jateng masih terkendali
Kamis, 21 Desember 2023 5:56 Wib