Said-Irawan jangan sekadar menang Pilkada Boyolali
Namun, adanya partai pendukung logikanya dapat bertambah
Boyolali (ANTARA) - DPC PDI Perjuangan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang mengusung pasangan bakal calon Muhammad Said Hidayat dan Wahyu Irawan (Said-Irawan) dalam Pilkada 2020, jangan sekadar mengejar kemenangan.
"PDIP dalam Pilkada Boyolali 2020, lawannya baik kotak kosong atau ada calon lainnya tidak menjadi masalah," kata sesepuh PDIP Solo Raya Seno Kusumoarjo di Boyolali, Senin.
Menurut Seno, fakta politik PDIP hasil Pilpres dan Pileg 2019 dari 45 kursi di Boyolali dapat meraih 35 kursi anggota DPRD setempat. Artinya PDIP Boyolali menjadi mayoritas sehingga tidak ada kekhawatiran apapun soal Pilkada 2020.
Namun, kata Seno, yang terpenting sekarang ini, baik kepada partai pengusung, khususnya PDIP dan partai lainnya yang mendukung, dan yang tidak mendukung menjadikan Pilkada Boyolali tetap dengan suasana rukun, tenang, kondusif.
"Kami juga berharap yang lebih penting saling menjaga agar kegiatan Pilkada Boyolali 2020 tidak menimbulkan klaster-klaster baru COVID-19 wilayah ini," kata Seno.
DPC PDIP yang mengusung pasangan Said-irawan didukung banyak partai, kata Seno, tidak mempunyai target perolehan suara. Namun, yang ditargetkan justru tingkat kehadiran masyarakat yang mempunyai hak pilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di atas sekitar 80 persen.
"Calon dari PDIP, tidak ada target Pilkada Boyolali, tetapi berapapun suara yang diperoleh dipastikan menang," katanya.
Baca juga: PDIP Boyolali sosialisasikan duet Said-Irawan
Menurut dia, pilkada tersebut dibuat senang, kondusif dan yang lebih penting, bukan sekadar kemenangan serta menimbulkan klaster baru COVID-19 yang harus dicegah.
Ketua DPC PDIP Boyolali Paryanto mengatakan PDIP yang mengusung pasangan Said-Irawan langkah untuk kemenangan dengan menurunkan tim dari tingkat kecamatan, desa hingga RT.
Menurut Paryanto, gerakan diawali dari tingkat RT, menggerakan masyarakat mendorong untuk hadir di TPS pada pilkada mendatang sehingga pasangan Sadi-Irawan dapat diakumulasikan target suara yang akan diraih.
Pihaknya juga melakukan sosialisasi mendorong masyarakat untuk hadir ke TPS-TPS memberikan hak suara Pilkada Boyolali mendatang.
"Tim-tim sudah disiapkan termasuk regu penggerak pemilih perolehan suara tidak hanya signifikan yang terpenting tingkat kehadiran bisa lebih banyak dibanding Pemilu tahun sebelumnya," katanya.
Menurut dia, hasil tingkat kehadiran pada Pemilu 2019 di Boyolali juga di atas rata-rata secara nasional yang akan diusung kembali.
"Kami barometernya hasil suara Pileg 2019 akan disingkronkan dari 603.000 suara sah memperoleh 467.000 suara. Namun, adanya partai pendukung logikanya dapat bertambah," katanya.
Pasangan Said-Irawan yang melawan kotak kosong, katanya, pada Pileg 2019 tingkat kehadiran tembus sekitar 79 persen dan tahun ini ditargetkan bisa di atas 80 persen karena juga didukung partai lain.
Baca juga: Pasangan Didik-Listyowati gagal maju Pilkada Boyolali
Baca juga: Said-Irawan kemungkinan bakal lawan kotak kosong pada Pilkada Boyolali
"PDIP dalam Pilkada Boyolali 2020, lawannya baik kotak kosong atau ada calon lainnya tidak menjadi masalah," kata sesepuh PDIP Solo Raya Seno Kusumoarjo di Boyolali, Senin.
Menurut Seno, fakta politik PDIP hasil Pilpres dan Pileg 2019 dari 45 kursi di Boyolali dapat meraih 35 kursi anggota DPRD setempat. Artinya PDIP Boyolali menjadi mayoritas sehingga tidak ada kekhawatiran apapun soal Pilkada 2020.
Namun, kata Seno, yang terpenting sekarang ini, baik kepada partai pengusung, khususnya PDIP dan partai lainnya yang mendukung, dan yang tidak mendukung menjadikan Pilkada Boyolali tetap dengan suasana rukun, tenang, kondusif.
"Kami juga berharap yang lebih penting saling menjaga agar kegiatan Pilkada Boyolali 2020 tidak menimbulkan klaster-klaster baru COVID-19 wilayah ini," kata Seno.
DPC PDIP yang mengusung pasangan Said-irawan didukung banyak partai, kata Seno, tidak mempunyai target perolehan suara. Namun, yang ditargetkan justru tingkat kehadiran masyarakat yang mempunyai hak pilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di atas sekitar 80 persen.
"Calon dari PDIP, tidak ada target Pilkada Boyolali, tetapi berapapun suara yang diperoleh dipastikan menang," katanya.
Baca juga: PDIP Boyolali sosialisasikan duet Said-Irawan
Menurut dia, pilkada tersebut dibuat senang, kondusif dan yang lebih penting, bukan sekadar kemenangan serta menimbulkan klaster baru COVID-19 yang harus dicegah.
Ketua DPC PDIP Boyolali Paryanto mengatakan PDIP yang mengusung pasangan Said-Irawan langkah untuk kemenangan dengan menurunkan tim dari tingkat kecamatan, desa hingga RT.
Menurut Paryanto, gerakan diawali dari tingkat RT, menggerakan masyarakat mendorong untuk hadir di TPS pada pilkada mendatang sehingga pasangan Sadi-Irawan dapat diakumulasikan target suara yang akan diraih.
Pihaknya juga melakukan sosialisasi mendorong masyarakat untuk hadir ke TPS-TPS memberikan hak suara Pilkada Boyolali mendatang.
"Tim-tim sudah disiapkan termasuk regu penggerak pemilih perolehan suara tidak hanya signifikan yang terpenting tingkat kehadiran bisa lebih banyak dibanding Pemilu tahun sebelumnya," katanya.
Menurut dia, hasil tingkat kehadiran pada Pemilu 2019 di Boyolali juga di atas rata-rata secara nasional yang akan diusung kembali.
"Kami barometernya hasil suara Pileg 2019 akan disingkronkan dari 603.000 suara sah memperoleh 467.000 suara. Namun, adanya partai pendukung logikanya dapat bertambah," katanya.
Pasangan Said-Irawan yang melawan kotak kosong, katanya, pada Pileg 2019 tingkat kehadiran tembus sekitar 79 persen dan tahun ini ditargetkan bisa di atas 80 persen karena juga didukung partai lain.
Baca juga: Pasangan Didik-Listyowati gagal maju Pilkada Boyolali
Baca juga: Said-Irawan kemungkinan bakal lawan kotak kosong pada Pilkada Boyolali