"Layanan umum mesti mengikuti protokol kesehatan, biasanya yang berhubungan dengan masyarakat langsung ada tabir pembatasnya, yang 'back office' mereka kita minta untuk mengatur jaraknya agar tidak terlalu dekat," kata Ganjar di Semarang, Selasa.
Baca juga: PT TWC lakukan persiapan menuju "The New Normal Pariwisata" kawasan candi
Ganjar menjelaskan panduan penerapan normal baru telah diterima, demikian pula para bupati dan wali kota se-Jateng.
Ganjar menjelaskan panduan penerapan normal baru telah diterima, demikian pula para bupati dan wali kota se-Jateng.
Menurut dia, sebelum normal baru benar-benar diterapkan di seluruh lapisan masyarakat, instansi pemerintah harus memberi contoh terlebih dulu.
Terkait dengan hal itu, Ganjar mengungkapkan seluruh jajarannya mulai melakukan penataan untuk menuju penerapan normal baru.
Selain perkantoran pemerintah, Ganjar juga menginstruksikan seluruh instansi swasta melakukan hal serupa, dari pabrik, pasar maupun swalayan dengan pengaturan jarak, aturan mengenakan masker sampai sering cuci tangan.
"Di Kudus kemarin sudah ada yang menerapkan, maka beberapa pabrik juga kita minta untuk melakukan itu agar bisa ditiru. Pasar-pasar di Salatiga juga telah lebih dulu," ujarnya.
Kalau penerapan di pabrik, pasar maupun mal sudah menjadi pengetahuan umum, mulai visualnya, bentuk serta polanya, menurut Ganjar, dengan sendirinya semua akan menemukan satu formula yang bagus.
Khusus untuk supermarket dan mal, Ganjar telah menginstruksikan bupati dan wali kota agar lebih ketat menerapkan protokol kesehatan karena saat ini telah memasuki masa-masa kritis, terutama saat Ramadhan dan Lebaran kemarin dengan banyaknya masyarakat yang berbelanja.
"Kita sudah minta kalau tidak bisa taat, tutup, mudah-mudahan pascalebaran ini sudah agak reda sehingga bisa diatur lagi. Kita minta pengusaha tolong semuanya diatur dengan baik," katanya.
Baca juga: Yogyakarta siapkan langkah kebangkitan menuju normal baru
Baca juga: Runtuhkan ego agar pandemi jadi jalan kehidupan normal baru