Bayi yang diberi nama Mahaut itu lahir pada 23 April di Brussels melalui operasi sesar karena komplikasi awal yang tidak terkait dengan COVID-19, namun menyebabkan ibunya, Amandine, harus menjalani tes meskipun dia tidak menunjukkan gejala.
"Mereka mengatakan bahwa saya akan dites COVID-19 dan saya berpikir hasilnya akan negatif. Keesokan harinya, dokter kandungan menghubungi saya dan mengatakan kalau hasilnya positif. Saya hampir jatuh dari kursi saya," kata Amandine, yang menolak memberikan nama keluarganya, kepada Reuters.
Mengenakan masker kesehatan berwarna biru dan terbaring di kasur rumah sakit sambil menggendong bayi di dekat dadanya, Amandine mengungkapkan kesulitannya saat harus melahirkan sendirian.
Baca juga: Belgia mulai longgarkan 'lockdown' 4 Mei
Baca juga: Belgia punya robot yang membuat lansia tidak kesepian selama corona
"Saya sangat khawatir tentangnya, ini adalah proses kelahiran yang aneh. Saya hanya melihatnya selama dua menit," kata Amandine, yang menjelaskan bahwa dirinya kemudian dipindahkan ke unit operasi di rumah sakit tersebut untuk mengurangi penyebaran virus.
"Kami menghitung bintang keberuntungan kami dan berharap segalanya akan berjalan baik untuknya," kata Amandine bersama suaminya, Francois, yang juga menggunakan masker berada di sisinya.
Dua anak mereka yang lain tidak bisa mengunjungi ibunya karena risiko tertular virus corona.
Bayi perempuan Amandine belum dites namun akan segera, kata dokter.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa ibu baru yang positif terinfeksi virus corona harus tetap merawat dan menyusui bayi mereka seperti biasa, asal tetap menjaga aturan kebersihan yang ketat.
Meskipun ada kekhawatiran tentang kemungkinan penularan dari ibu ke bayi, sebuah penelitian terhadap wanita hamil di China yang dites positif terjangkit virus, yang diterbitkan dalam jurnal Lancet pada pertengahan Februari, melaporkan bahwa tidak ada bukti yang dapat diandalkan tentang transmisi vertikal dari ibu ke bayi yang belum lahir.
Sumber: Reuters