Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto Kavadya Syska mengingatkan bahwa sagu bisa menjadi alternatif pilihan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat.
"Sagu bisa menjadi salah satu alternatif yang tepat karena sagu kaya akan karbohidrat," katanya di Purwokerto, Banyumas, Minggu.
Koordinator Program Studi Teknologi Pangan UNU Purwokerto itu mengatakan sagu merupakan sumber energi yang sangat baik untuk memenuhi nutrisi harian.
"Kandungan karbohidrat dalam sagu sangat tinggi sekali. Setiap 100 gram sagu dapat mengandung 84 gram karbohidrat. Jadi sagu merupakan sumber energi yang sangat bagus," katanya.
Dia menambahkan sagu dapat diolah menjadi berbagai macam makanan yang akan disukai oleh keluarga misalkan bubur, kue rangi, papeda, ongol-ongol sagu, sagu lempeng, kue lompong dan lain sebagainya.
Baca juga: Pesta Ulat Sagu Kombay Papua ritual yang memiliki pesan moral
Baca juga: Pakar: Sagu Mampu jadi Solusi Swasembada Pangan Indonesia
"Olahan makanan tersebut dapat menjadi alternatif pemenuhan nutrisi karena tinggi akan karbohidrat, sagu sangat bagus untuk menggantikan energi yang hilang," katanya.
Dia berharap pada masa yang akan datang konsumsi sagu akan terus mengalami peningkatan sebagai salah satu alternatif pengganti nasi.
"Ini merupakan bagian dari program diversifikasi pangan yang sudah digagas sejak lama," katanya.
Sebelumnya, Kavadya juga mengatakan sagu bisa digunakan menjadi bahan baku pembuatan pangan darurat.
Dia menambahkan produk pangan darurat menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan energi harian di tengah upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19.
"Tujuan produk pangan darurat adalah mengurangi kelaparan dan menjaga nutrisi pada saat masa darurat, sehingga masyarakat dapat tetap menyediakan makanan yang memiliki nutrisi lengkap bagi keluarganya," katanya.
Baca juga: Kementan: Sagu Lebih Sehat Dibandingkan Beras