Kota Magelang masuk 25 besar Kota Cerdas
Magelang (ANTARA) - Kota Magelang, Jawa Tengah, masuk 25 besar Kota Cerdas setelah melalui serangkaian evaluasi dan paparan rencana induk pengembangan program tersebut di hadapan tim dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Sebuah apresiasi atas kerja cerdas kami, inovasi, kreativitas yang terus kami bangun di Kota Magelang dalam melayani masyarakat," kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang di Magelang, Rabu.
Penghargaan diberikan Menteri Komunikasi dan Informatika Johny G. Plate kepada Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito pada acara Exhibition, Evaluation, dan Presidential Lecture Gerakan Menuju 100 Smart City 2019 di Balai Sudirman Jakarta.
Baca juga: Wali kota cek selter PKL, menyongsong "Magelang Moncer Serius"
Akan tetapi, ia mengatakan penghargaan tersebut sekaligus tantangan dan dorongan bagi Magelang sebagai "Kota Sejuta Bunga" untuk mewujudkan setiap aspek dari "Kota Cerdas", antara lain smart mobility, smart government, smart economy, smart people, smart living, dan smart environment.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang Joko Soeparno menambahkan Kota Magelang mendapat apresiasi atas partisipasi dalam Gerakan Menuju 100 Smart City.
Baca juga: Sejahterakan masyarakat, Disperpusip Kota Magelang kini berbasis inklusi sosial
"Walaupun ada beberapa masukan untuk disesuaikan. Kota Magelang berkomitmen agar target sebagai 'Kota Cerdas' terwujud," kata dia.
Setidaknya, kata dia, ada tiga program percepatan yang diciptakan Kota Magelang, yakni Aplikasi Magelang Cerdas, E-Retribusi: Bakul Pasar, dan Rojak (Ronda Jam Kerja).
"Kami telah menyusun dan memaparkan 'master plan', sebagai tindak lanjut MoU (nota kesepahaman) kita dengan Kominfo pada Mei 2019. Setelah di-'review', disesuaikan dengan panduan dari Kominfo terkait pembangunan 'Kota Cerdas', kita mendapat apresiasi. Kita akan kawal 'Kota Cerdas' Kota Magelang agar mencapai target," katanya didampingi Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominsta) Kota Magelang Catur Budi Fajar Sumarmo.
Menkominfo Johny G. Plate menyatakan kebanggaan atas terselenggaranya gerakan itu, sebab melalui kegiatan kementerian dengan kementerian atau lembaga terkait lainnya, mendorong 100 kota dan kabupaten di Indonesia menyusun rencana induk "Kota Cerdas" di daerah masing-masing.
Ia menjelaskan gerakan tersebut tujuannya memberikan panduan daerah dalam memanfaatkan teknologi digital demi meningkatkan pelayanan masyarakat.
Hal itu, katanya, penting karena sesuai dengan prediksi Bappenas, bahwa ke depan 60 persen penduduk akan bermukim di perkotaaan yang disadari atau tidak akan menimbulkan tantangan tersendiri bagi pemda dalam memberikan pelayanan.
"Teknologi digital memiliki standar baru, saat ini masyarakat mudah mengakses berbagai pelayanan melalui 'smartphone' (telepon pintar). Disadari atau tidak, masyarakat juga ingin pemerintah menghasilkan pelayanan yang sama baiknya pelayanan melalui 'smartphone'," katanya.
Kementeriannya mendorong pemda melakukan transformasi digital.
"Sebab digitalisasi mampu mempercepat proses, efisiensi pekerjaan, dan memaksimalkan pelayanan. Kominfo berkomitmen membantu pemda mencapai lini tersebut, antara lain dengan menambah pembangunan BTS (Base Transceiver Station) dan rencana menghadirkan satelit multifungsi untuk menyediakan akses interner merata di penjuru Indonesia, termasuk 100 'Kota Cerdas'," katanya.
"Sebuah apresiasi atas kerja cerdas kami, inovasi, kreativitas yang terus kami bangun di Kota Magelang dalam melayani masyarakat," kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang di Magelang, Rabu.
Penghargaan diberikan Menteri Komunikasi dan Informatika Johny G. Plate kepada Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito pada acara Exhibition, Evaluation, dan Presidential Lecture Gerakan Menuju 100 Smart City 2019 di Balai Sudirman Jakarta.
Baca juga: Wali kota cek selter PKL, menyongsong "Magelang Moncer Serius"
Akan tetapi, ia mengatakan penghargaan tersebut sekaligus tantangan dan dorongan bagi Magelang sebagai "Kota Sejuta Bunga" untuk mewujudkan setiap aspek dari "Kota Cerdas", antara lain smart mobility, smart government, smart economy, smart people, smart living, dan smart environment.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang Joko Soeparno menambahkan Kota Magelang mendapat apresiasi atas partisipasi dalam Gerakan Menuju 100 Smart City.
Baca juga: Sejahterakan masyarakat, Disperpusip Kota Magelang kini berbasis inklusi sosial
"Walaupun ada beberapa masukan untuk disesuaikan. Kota Magelang berkomitmen agar target sebagai 'Kota Cerdas' terwujud," kata dia.
Setidaknya, kata dia, ada tiga program percepatan yang diciptakan Kota Magelang, yakni Aplikasi Magelang Cerdas, E-Retribusi: Bakul Pasar, dan Rojak (Ronda Jam Kerja).
"Kami telah menyusun dan memaparkan 'master plan', sebagai tindak lanjut MoU (nota kesepahaman) kita dengan Kominfo pada Mei 2019. Setelah di-'review', disesuaikan dengan panduan dari Kominfo terkait pembangunan 'Kota Cerdas', kita mendapat apresiasi. Kita akan kawal 'Kota Cerdas' Kota Magelang agar mencapai target," katanya didampingi Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominsta) Kota Magelang Catur Budi Fajar Sumarmo.
Menkominfo Johny G. Plate menyatakan kebanggaan atas terselenggaranya gerakan itu, sebab melalui kegiatan kementerian dengan kementerian atau lembaga terkait lainnya, mendorong 100 kota dan kabupaten di Indonesia menyusun rencana induk "Kota Cerdas" di daerah masing-masing.
Ia menjelaskan gerakan tersebut tujuannya memberikan panduan daerah dalam memanfaatkan teknologi digital demi meningkatkan pelayanan masyarakat.
Hal itu, katanya, penting karena sesuai dengan prediksi Bappenas, bahwa ke depan 60 persen penduduk akan bermukim di perkotaaan yang disadari atau tidak akan menimbulkan tantangan tersendiri bagi pemda dalam memberikan pelayanan.
"Teknologi digital memiliki standar baru, saat ini masyarakat mudah mengakses berbagai pelayanan melalui 'smartphone' (telepon pintar). Disadari atau tidak, masyarakat juga ingin pemerintah menghasilkan pelayanan yang sama baiknya pelayanan melalui 'smartphone'," katanya.
Kementeriannya mendorong pemda melakukan transformasi digital.
"Sebab digitalisasi mampu mempercepat proses, efisiensi pekerjaan, dan memaksimalkan pelayanan. Kominfo berkomitmen membantu pemda mencapai lini tersebut, antara lain dengan menambah pembangunan BTS (Base Transceiver Station) dan rencana menghadirkan satelit multifungsi untuk menyediakan akses interner merata di penjuru Indonesia, termasuk 100 'Kota Cerdas'," katanya.